Kepala pelatih Liverpool, Arne Slot, telah secara tegas menepis anggapan bahwa dua bek sayap barunya—Jeremie Frimpong dan Milos Kerkez—adalah biang keladi di balik awal musim yang rentan secara defensif, alih-alih mengidentifikasi masalah timnya pada area yang ia sebut sebagai dalam situasi bola mati.

Komentar ini muncul setelah kekalahan 2-1 dari Crystal Palace akhir pekan lalu, di mana The Reds kemasukan dua gol dari set piece, menandai kekalahan pertama mereka musim ini. Dengan total empat gol dari bola mati yang sudah bersarang di gawang mereka dalam enam pertandingan liga, Slot kini menuntut perbaikan segera, menekankan bahwa kemampuan bertahan dari situasi ini telah menjadi penentu hasil di sepak bola modern.

Bukan Individu, Tapi Kolektif

Sejak kedatangan bek sayap baru, yang mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh duo ikonik Trent Alexander-Arnold, serta Andy Robertson yang kini lebih kerap mengisi bangku cadangan, spekulasi tentang ketidakseimbangan pertahanan telah menguat. Namun, Slot dengan cepat membelanya, bersikeras bahwa masalahnya adalah tanggung jawab kolektif.

Baca juga: Slot Akui Palace Pantas Menang Lawan Liverpool di Laga Dramatis

"Kami telah mengganti bek sayap kami—kami telah mengganti lebih dari sekadar bek sayap—tetapi ketika saya memikirkan gol-gol yang kami kebobolan, hal pertama yang terlintas di benak saya bukanlah bahwa bek sayap adalah masalah kami," kata Slot menjelang pertandingan Liga Champions melawan Galatasaray.

"Musim lalu, alasan kami hampir tidak kebobolan adalah karena 11 pemain bekerja sangat keras untuk membuat tim lawan kesulitan menciptakan peluang. Itu selalu merupakan performa tim."

Masalah Bola Mati

Fokus utama Slot tertuju pada rapuhnya pertahanan bola mati timnya. Musim lalu, kemampuan mereka untuk mempertahankan clean sheet dari tendangan sudut dan tendangan bebas adalah salah satu kekuatan utama mereka. Kini, kelemahan ini dieksploitasi oleh lawan.

Pelatih asal Belanda itu menggambarkan situasi bola mati sebagai "hampir seperti permainan yang berbeda di dalam permainan," sebuah indikasi betapa spesialis dan terpisahnya set piece dari permainan terbuka.

"Kami telah kebobolan empat gol dari bola mati musim ini. Kami harus kembali ke level itu," tegasnya. "Saya melihat tim-tim di Premier League yang memenangkan pertandingan karena bola mati, dan kami kalah karena bola mati. Ini adalah sesuatu yang pasti harus kami perbaiki."

Bola Mati Makin Penting

Slot menutup analisanya dengan menekankan evolusi taktis dalam permainan. Dia berpendapat bahwa set piece telah menjadi jauh lebih penting dibandingkan masa lalu.

“Semakin sering sepak bola menggunakan bola mati. Gaya ini semakin sering terlihat, terutama di Premier League karena kita bisa melakukan lebih banyak hal, seperti menyerang atau bahkan menyentuh kiper, dan itu bukan pelanggaran,” jelasnya.

Baca juga: Slot Berang Soal Kartu Merah Bodoh Ekitike di Carabao Cup

“Saya tahu Galatasaray kuat dalam bola mati, tetapi kami juga kuat dalam bola mati musim lalu. Kami memenangkan pertandingan Liga Champions terakhir kami berkat bola mati dari Virgil [van Dijk].

Dengan Galatasaray yang dikenal kuat dalam situasi bola mati, Liverpool harus membuktikan di Istanbul bahwa kelemahan mereka di Selhurst Park hanyalah penyimpangan sesaat. Jika tidak, keengganan The Reds untuk menguasai seni pertahanan mati bisa merusak harapan mereka untuk meraih treble musim ini.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!