Mantan pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer mengakui sulit melihat performa buruk mantan timnya tersebut di Premier League musim ini.

United, juara liga Inggris 20 kali, saat ini terpuruk di posisi ke-15 klasemen sementara musim ini menyusul kekalahan 4-3 melawan Brentford pekan lalu. Kekalahan tersebut merupakan kekalahan ke-16 di liga musim ini, dan United menuju hasil terburuk di liga teratas Inggris sejak 1974.

Solskjaer Tak Sanggup Nonton MU

Solskjaer yang bermain selama 11 musim untuk United, melatih Setan Merah pada Desember 2018.

Dalam masa kepelatihannya, United mengakhiri musim di posisi keenam, ketiga, kedua, dan berada di posisi ketujuh sebelum di depak pada November 2021.

Pria 52 tahun yang kini melatih klub Turki Besiktas, memberikan pendapat soal United saat ini.

"Man United adalah keluarga saya dan akan selalu menjadi bagian dari saya," kata Solskjaer.

"Dalam sepak bola, Anda tidak perlu merasa kasihan kepada siapa pun karena kami beruntung, benar-benar 100% beruntung, bisa bekerja di klub seperti ini.

"Tetapi bagi saya, sulit untuk menontonnya karena keluarga Anda yang sedang kesulitan. Tidak pernah mudah di akhir pekan saat Anda melihat klasemen."

Baca juga: Amorim Bela Skuad Muda MU Usai Alami Kekalahan ke-16 di Premier League

Besiktas Bikin Teringat MU

Solskjaer mulai melatih Besiktas pada Januari lalu, menggantikan Giovanni van Bronckhorst yang dipecat pada November tahun lalu.

Ia berhasil membawa Besiktas meraih delapan kemenangan dan dua hasil imbang dalam 12 laga perdananya, termasuk pada laga panas melawan pemuncak klasemen Galatasaray pada Maret lalu.

Saat ini Besiktas nyaman di posisi keempat dengan 55 poin dari 32 laga dan berpeluang untuk bermain di kompetisi Eropa musim depan.

Alasan Solskjaer menerima pinangan Besiktas karena klub asal kota Istanbul tersebut mengingatkannya akan United.

"Klub ini fantastis," katanya. "Saya berbicara dengan banyak orang tanpa melakukan apa pun untuk mengatasinya. Klub ini adalah satu-satunya klub yang saya ajak bicara dan membuat saya berpikir, 'Andai saja saya ada di sana' karena ada begitu banyak potensi.”

"Anda merasa identitas dan budaya di klub ini selaras dengan Anda; nilai-nilai tentang kejujuran, kerja sama komunitas. Kami adalah klub pertama di Turki yang bermain di luar negeri.”

"Dalam hal ini, klub ini sangat mirip dengan Man United. Klub ini mengingatkan saya pada Man United saat saya berada di sana."

Setelah gugur di FA Cup dan EFL Cup, Europa League menjadi satu-satunya harapan untuk meraih trofi, serta penyelamat bagi musim buruk United.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!