Tekanan sedang berada di titik didihnya bagi Thomas Frank. Namun, Manajer Tottenham Hotspur itu memilih untuk mengabaikan tuntutan untuk hasil instan yang menyertai kekalahan telak 4-1 dari Arsenal akhir pekan lalu. Sebaliknya, Frank bersumpah akan tetap berpegang pada rencana jangka panjangnya untuk membangun kembali klub, bahkan saat ia memimpin timnya menuju tugas paling menantang musim ini: menghadapi Paris Saint-Germain yang memegang gelar juara Eropa di kandang mereka, Parc des Princes.

Kunjungan The Lilywhites ke markas PSG pada hari Rabu (26/11) WIB ini, di Matchday 5 Fase Liga Champions, datang hanya tiga hari setelah mereka dipermalukan oleh rival London Utara mereka. Kekalahan di Emirates itu, yang membuat Spurs terlempar ke posisi kesembilan Premier League, memicu spekulasi tentang ketidakstabilan manajerial, ironisnya, setelah Frank menggantikan Ange Postecoglou yang dipecat pada Juni.

Komitmen Jangka Panjang di Tengah Badai Kritik

Dalam konferensi pers pra-pertandingan di Paris, Frank tampil dengan sikap yang tenang namun tegas, menolak anggapan bahwa hasil derby itu akan menggoyahkan filosofi yang ia coba tanamkan.

"Satu hal yang saya yakini seribu persen adalah saya tahu bagaimana cara membangun sebuah tim dan bagaimana membangun sebuah klub. Dan kami akan melakukannya," ujar Frank, membalas kritik tentang performa pasif timnya di Emirates.

Baca juga: Vicario Sesalkan Absennya Semangat Juang Saat Spurs Dibantai Arsenal

Thomas Frank, yang merupakan manajer penuh waktu kelima Spurs dalam enam tahun terakhir, menekankan bahwa menerima pekerjaan di Tottenham adalah menerima tantangan besar, termasuk mengelola kemunduran seperti kekalahan telak.

"Bagian dari mengambil pekerjaan ini adalah untuk menghadapi tantangan. Bagian dari itu adalah mengelola kemunduran tersebut, belajar darinya, dan melangkah maju," tambahnya.

Ujian Berat Melawan Juara Eropa

Kini, fokus bergeser dari trauma domestik ke arena Eropa. Spurs berada di peringkat ke-12 dalam tabel Liga Champions, satu poin di belakang PSG, dan hasil positif di Paris dapat secara signifikan meningkatkan peluang mereka untuk mencapai Babak 16 Besar.

"Kami sekarang akan menghadapi tim terbaik lain di Eropa di kandang mereka," kata pria Denmark berusia 52 tahun itu. "Kami sangat siap untuk tantangan itu, dan saya yakin kami akan bangkit dengan performa yang bagus."

Frank akan mengandalkan pemain-pemain kunci yang tampil gemilang di Eropa, seperti Richarlison, yang mencetak gol ajaib saat kekalahan Arsenal. Namun, PSG juga sedang mencari respons setelah mereka sendiri menelan kekalahan tipis 1-2 di kandang dari Bayern Munich di matchday sebelumnya.

Baca juga: Janji Spurs Akan Bangkit, Palhinha Minta Maaf Atas Pembantaian Derby London Utara

Kebutuhan akan Konsistensi

Frank mengakui bahwa krisis mini yang dialami klub, hanya meraih satu kemenangan dalam lima pertandingan liga terakhir, adalah hal yang mengkhawatirkan. Namun, ia kembali menekankan bahwa perbedaan antara Spurs dan Arsenal adalah waktu dan stabilitas.

"Hal terpenting adalah bagaimana kita belajar dari masa-masa sulit. Saat itulah kita juga bisa melihat ketika kita tertinggal 1-0 – bagaimana kita bereaksi sebagai tim? Tim-tim terbaik terus melaju. Mereka masih berlari kencang, mereka masih melakukan hal yang sama. Tidak ada keraguan dalam hal itu,” tegasnya.

Manajer itu menyatakan bahwa proses pembelajaran timnya harus dipercepat, terutama saat mereka menghadapi jadwal padat yang mempertemukan mereka dengan tiga dari tim terkuat di Eropa (Arsenal, PSG, Newcastle) dan Fulham di liga.

Pertandingan melawan PSG bukan hanya sekadar perebutan poin, tetapi juga kesempatan bagi Frank untuk membuktikan kepada para skeptis bahwa visinya untuk Tottenham adalah realistis dan bahwa skuadnya mampu menunjukkan karakter yang kuat di panggung termegah, menjauh dari aib kekalahan derby.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!