Kesulitan Lawan Pafos, Spalletti Sebut Performa Juventus Memalukan
Pelatih Juventus, Luciano Spalletti, menunjukkan kejujuran yang brutal saat mengevaluasi kemenangan 2-0 timnya atas tim debutan Liga Champions, Pafos, pada Kamis (11/12) dini hari WIB. Meskipun hasil tersebut mengamankan tiga poin krusial bagi Bianconeri di Fase Liga UEFA Champions League 2025-26, Spalletti secara terbuka mengakui bahwa performa Juventus di babak pertama merupakan hal yang memalukan
Spalletti juga menggunakan kesempatan ini untuk menjelaskan visinya tentang masa depan taktis klub, menegaskan bahwa ia akan mematenkan skema agresif 4-2-3-1, formasi yang membawa perubahan besar di babak kedua.
Frustrasi di Babak Pertama
Juventus menghadapi babak pertama dengan lesu dan kesulitan menembus pertahanan berlapis Pafos. Alih-alih mendominasi, tuan rumah justru membiarkan Pafos menciptakan beberapa peluang emas, yang membuat sebagian penonton Allianz Stadium melayangkan siulan kekecewaan saat turun minum.
Spalletti tidak menampik kekecewaan tersebut. "Sangat penting untuk mendapatkan kemenangan, jadi dengan kemenangan banyak hal terlihat lebih baik. Namun, menganalisis pertandingan, tentu saja kami perlu berbuat lebih banyak. Kami tidak senang, para pemain juga tidak senang dengan diri mereka sendiri,” katanya.
Baca juga: McKennie dan David Bawa Juventus Menang 2-0 atas Pafos
"Beberapa situasi di babak pertama, terus terang, memalukan. Memang benar kami terlalu banyak memberi ruang kepada Pafos di babak pertama. Kami juga melakukan beberapa kesalahan fatal, terkadang sungguh luar biasa melihat kesalahan-kesalahan yang terjadi, menyadari bahwa pemain kami tidak dapat memanfaatkan situasi tersebut, tetapi inilah kondisi kami saat ini.”
Ia menambahkan bahwa ada momen di mana timnya hanya melakukan upaya seadanya, sebuah kritikan keras yang menunjukkan standar tinggi yang ia tuntut dari skuadnya.
Masa Depan dengan Formasi 4-2-3-1
Perubahan drastis terjadi di babak kedua setelah Spalletti melakukan penyesuaian taktis, yang menghasilkan gol dari Weston McKennie (67') dan Jonathan David (73'). Perubahan formasi, dari struktur yang lebih kaku menjadi skema 4-2-3-1 yang lebih fleksibel, terbukti menjadi kunci.
Spalletti menjelaskan bahwa formasi 4-2-3-1, yang menjadi ciri khasnya, adalah visi jangka panjang untuk Juventus. Namun, ia menekankan bahwa keberhasilannya sangat bergantung pada ketersediaan pemain yang tepat.
“Saya berharap bisa mencapai itu ketika saya memiliki bek tengah yang bisa bermain dengan kaki kanannya, jika tidak, terlalu terbatas bagi kami untuk membangun serangan dari belakang hanya melalui sisi kiri. Kami juga memiliki dua bek sayap dadakan, tetapi saya ingin mengembangkan formasi 4-2-3-1 ini di masa depan,” jelas mantan pelatih yang membawa Napoli juara Serie A ini.
Baca juga: Brace Højlund Hancurkan Juventus 2-1, Napoli Rebut Puncak Klasemen
"Memang benar kami menghadapi kesulitan dalam bertahan [di babak pertama] karena Kalulu seharusnya bermain sebagai bek sayap, dan Weston [McKennie] mengisi posisi itu saat ini. Kami sedikit lebih rileks setelah jeda dan lebih tenang dalam menguasai bola saat mengambil keputusan." terangnya.
Kemenangan ini membawa Juventus mengumpulkan sembilan poin dan menjaga harapan mereka untuk lolos langsung ke babak 16 besar tetap hidup. Pesan Spalletti jelas: meskipun hasilnya bagus, permainan harus ditingkatkan secara signifikan, dan formasi 4-2-3-1 adalah cetak biru untuk mencapai level yang ia inginkan.