Penyerang muda Tottenham HotspurMathys Tel, memberikan respons yang kuat dan berkelas usai menjadi sasaran pelecehan rasisme di media sosial. 

Insiden memalukan ini terjadi setelah ia gagal mengeksekusi penalti dalam kekalahan Tottenham dari Paris Saint-Germain di ajang UEFA Super Cup.

Berani Mengambil Penalti, Berani Melawan Diskriminasi

Meski Tottenham telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras insiden tersebut, Tel memilih untuk berbicara langsung. Dalam pesannya, pemain berusia 20 tahun ini menunjukkan kedewasaan yang melampaui usianya, menegaskan bahwa kebencian daring tidak akan menggoyahkan dirinya.

Dalam unggahannya di media sosial, Tel menulis, "Saya juga kecewa dengan kejadian Rabu malam, tetapi rasisme tidak punya tempat di masyarakat kita," tulis Tel.

Baca juga: PSG Rebut Trofi UEFA Super Cup dengan Comeback Dramatis atas Tottenham

"Saya tahu dari mana saya berasal, di mana saya memulai, dan semua ini tidak akan menjatuhkan saya. Dengan kerja keras dan kerendahan hati, rasa hormat berkuasa."

Kalimat-kalimat ini menjadi pengingat yang menyakitkan namun vital bahwa meski sepak bola telah berevolusi, masalah rasisme daring masih menjadi noda gelap dalam olahraga ini. 

Tel, yang bergabung secara permanen dari Bayern Munich musim panas ini, adalah salah satu dari dua pemain Spurs yang gagal menaklukkan Gianluigi Donnarumma dari titik putih. Kegagalannya itu, yang seharusnya hanya menjadi bagian dari drama olahraga, malah memicu gelombang komentar rasis yang tak termaafkan dari "penggemar" yang bersembunyi di balik anonimitas.

Dukungan Spurs dan Isu Global yang Terus Berulang

Tottenham Hotspur dengan sigap merespons, menyebut para pelaku sebagai "sekumpulan pengecut". Klub berjanji akan bekerja sama dengan pihak berwenang dan platform media sosial untuk mengidentifikasi dan mengambil tindakan hukum sekuat mungkin terhadap individu yang bertanggung jawab.

Insiden ini bukan yang pertama, dan sayangnya, tidak akan menjadi yang terakhir. Kasus rasisme daring terus menjadi isu yang menghantui dunia sepak bola, di mana para pemain, baik yang muda maupun senior, rentan menjadi korban setiap kali melakukan kesalahan di lapangan. 

Baca juga: Kapten Spurs Cristian Romero Tanda Tangani Kontrak Jangka Panjang

Respons Tel menunjukkan tidak hanya ketahanan mentalnya, tetapi juga pentingnya para pemain menggunakan platform mereka untuk melawan ketidakadilan. Ini adalah pengingat bagi semua pihak, mulai dari klub, badan pengatur, hingga platform media sosial, bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membersihkan olahraga terindah di dunia ini dari kebencian.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!