Manajer Manchester United, Ruben Amorim, akhirnya membuat pengakuan jujur yang mengejutkan publik Old Trafford. Pelatih asal Portugal itu menyatakan bahwa era ketergantungan absolut United pada formasi tiga bek telah berakhir. Namun, yang lebih menarik adalah pengakuannya bahwa ia sengaja menunda perubahan taktik tersebut demi menjaga otoritasnya di hadapan para pemain.

Amorim, yang baru saja membawa Setan Merah menang 1-0 atas Newcastle United pada Boxing Day dengan skema empat bek, mengungkapkan bahwa ia tidak ingin terlihat tunduk pada desakan media. Selama berbulan-bulan, mantan pelatih Sporting Lisbon ini dihujani kritik karena terus memaksakan formasi 3-4-3 meskipun hasil di lapangan seringkali mengecewakan.

Melindungi Integritas Ruang Ganti

Dalam konferensi pers menjelang laga melawan Wolverhampton Wanderers, Amorim menjelaskan alasan di balik sikap keras kepalanya selama ini. Ia percaya bahwa jika ia mengubah formasi saat kritik media sedang memuncak, para pemainnya akan kehilangan kepercayaan terhadap visi jangka panjangnya.

"Ketika kalian [jurnalis] terus-menerus bicara soal mengubah sistem, saya tidak bisa mengubahnya begitu saja. Karena jika saya melakukannya, para pemain akan berpikir saya berubah karena tekanan kalian. Saya rasa, jika itu terjadi, maka tamatlah riwayat seorang manajer," tegas Amorim.

Baca juga: MU Tanpa Kapten Lawan Wolves, Amorim Puji Mentalitas Pemimpin Fernandes

Bagi Amorim, membangun identitas tim lebih penting daripada sekadar hasil instan di awal masa jabatannya. Ia ingin para pemain memahami prinsip bermainnya terlebih dahulu sebelum mulai bereksperimen dengan fleksibilitas taktik.

"Ketika saya datang ke sini musim lalu, saya mengerti bahwa mungkin saya tidak memiliki pemain yang cukup untuk bermain bagus dalam sistem itu, tetapi itu adalah awal dari prosesnya," tambah Amorim.

"Kami mencoba membangun identitas. Hari ini adalah momen yang berbeda. Kami tidak memiliki banyak pemain, kami perlu beradaptasi, tetapi saya sudah tahu bahwa mereka mengerti mengapa kami berubah."

Fleksibilitas Sebagai Standar Baru

Setelah lebih dari satu tahun bersikeras bahwa bahkan Paus pun tidak bisa membuatnya berubah, Amorim kini siap membuka lembaran baru. Kemenangan atas Newcastle dengan formasi 4-2-3-1 menjadi bukti bahwa skuad United kini sudah cukup dewasa untuk beradaptasi.

"Saya pikir kita akan menjadi tim yang lebih baik karena ketika semua pemain kembali, kita tidak akan selalu bermain dengan tiga bek. Kita akan berkembang. Itulah yang saya bicarakan,” tambahnya.

"Ini bukan karena tekanan dari kalian [jurnalis] atau para penggemar. Ini karena sekarang kami mengerti cara kami ingin bermain dan prinsip-prinsipnya sama. Kami bisa mengubah sistemnya."

Perubahan ini juga didorong oleh situasi darurat skuad. Dengan absennya kapten Bruno Fernandes karena cedera hamstring serta keberangkatan beberapa pemain kunci ke Piala Afrika (AFCON) seperti seperti Bryan Mbeumo, Amad Diallo, dan Noussair Mazraoui, Amorim dipaksa untuk lebih kreatif dalam meracik komposisi tim.

Baca juga: Amorim Pragmatis, Ungkap Alasan Perubahan Formasi saat MU Kalahkan Newcastle

Ujian Berikutnya Kontra Wolves

Pertandingan melawan Wolves akan menjadi pembuktian apakah sistem empat bek ini merupakan solusi permanen atau sekadar strategi situasional. Meskipun United saat ini hanya terpaut tiga poin dari zona Liga Champions, Amorim tetap mewaspadai potensi kejutan dari tim tamu yang sedang berjuang keluar dari dasar klasemen.

Tanpa Bruno Fernandes yang bertindak sebagai dirigen, mata publik kini tertuju pada bagaimana Amorim menggerakkan mesin lini tengahnya. Namun satu hal yang pasti: Ruben Amorim telah membuktikan bahwa dialah satu-satunya orang yang memegang kendali atas kemudi taktik Manchester United, bukan opini publik maupun tekanan media.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!