Selama tiga belas bulan terakhir, identitas taktik Ruben Amorim di Old Trafford seolah terpaku pada pengabdian teguh terhadap sistem tiga bek. Ia bahkan pernah berseloroh bahwa Paus pun tidak bisa meyakinkannya untuk meninggalkan pakem tersebut.

Namun, pada malam Boxing Day yang dingin di Old Trafford, saat Newcastle United terus menekan dan kapten Bruno Fernandes hanya bisa menonton dari tribun, pelatih asal Portugal itu akhirnya berkompromi. Keputusan itu mungkin saja telah menyelamatkan periode Natal dan Tahun Baru Manchester United.

Kemenangan 1-0 United atas The Magpies bukanlah sebuah masterclass dari Amorimball. Sebaliknya, itu adalah latihan ketahanan yang melelahkan. Dengan penguasaan bola hanya 33% dan menghadapi 16 tembakan, Setan Merah mengandalkan tendangan voli memukau Patrick Dorgu pada menit ke-24 dan perombakan pertahanan yang drastis di menit-menit akhir untuk mengamankan tiga poin yang mengangkat mereka ke posisi kelima di Premier League.

Poros Perubahan yang Mengejutkan

Kejutan dimulai dari susunan pemain. Tanpa Fernandes (cedera hamstring) dan Kobbie Mainoo (betis), Amorim mengabaikan sistem wing-back tradisionalnya dan beralih ke empat bek konvensional. 

Lisandro Martinez, yang melakoni laga starter pertamanya sejak Februari, menjadi jangkar pertahanan yang terlihat sangat berbeda dari unit high-pressing yang biasa terlihat dalam beberapa pekan terakhir.

“Lawan menekan kami, dan terkadang kami beradaptasi. Pemain sayap kami bermain seperti bek sayap di momen-momen tertentu. Saya ingat pertandingan pertama melawan Arsenal, terkadang mereka bermain dengan enam pemain belakang, [Bukayo] Saka dan pemain sayap bertahan,” kata Amorim.

Baca juga: Aston Villa Menang 10 Kali Beruntun usai Brace Rogers Bungkam MU 2-1

“Jadi terkadang Anda perlu beradaptasi dan tidak ada taktik di saat itu. Kami hanya mencoba saling melengkapi. Itu bukan tujuannya, tetapi Anda bisa memahaminya dengan melihat konteks tim ketika Anda harus menarik Mason [Mount keluar], itu sulit ketika Anda harus melakukannya, dan kami sangat kesulitan, dan kami menempatkan dua bek sayap untuk membantu bek sayap. Jadi, kami hanya mencoba bertahan di babak kedua.”

“Kami telah memainkan banyak pertandingan musim ini yang tidak kami menangkan, padahal kami bermain lebih baik dari lawan. Hari ini, saya pikir kami bermain bagus, hanya saja di babak pertama kami kesulitan, di babak kedua kami kesulitan, tetapi kami berhasil menang.”

Perubahan ini sangat menguntungkan bagi Dorgu. Terbebas dari tugas defensif berat yang biasanya dituntut dari seorang wing-back Amorim, pemain muda ini beroperasi lebih tinggi di lapangan. Gol penentunya, sebuah voli kaki kiri yang keras setelah Nick Woltemade gagal menyapu lemparan ke dalam, adalah imbalan dari kebebasan baru tersebut.

Bertahan dengan Enam Bek

Saat Newcastle meningkatkan tekanan di babak kedua, termasuk peluang Lewis Hall yang membentur mistar gawang serta intervensi heroik dari Ayden Heaven dan Casemiro, Amorim semakin mundur ke belakang. 

Pada sepuluh menit terakhir, formasi empat bek tersebut bermutasi menjadi enam bek, dengan seluruh pemain United berkumpul di kotak penalti sendiri.

Amorim, yang dikenal karena pendekatannya yang karismatik dan seringkali idealis, sangat jujur mengenai pergeseran filosofi ini.

Baca juga: Amorim Sesali Nasib Buruk Man United Setelah Dibungkam Aston Villa

“Terutama jika Anda melihat babak kedua. Kami berhasil bertahan, terkadang dengan enam pemain belakang, tetapi kami berjuang bersama, dan itu adalah perasaan yang baik, dan saya selalu berbicara tentang saat-saat kami tampil bagus, dan saya merasa bahwa kami ada di sini dan membicarakan pertandingan,” tambah Amorim.

“Jika kita selalu memiliki semangat ini, kita akan memenangkan banyak pertandingan. Jadi, saya pikir itu adalah sesuatu yang kita butuhkan, untuk merasakan bahwa kita bisa menang terkadang tanpa bermain begitu bagus, kita bisa memenangkan pertandingan dengan semangat dan kebersamaan dalam tim.”

Jalan Terjal ke Depan

Kemenangan ini menandai clean sheet kedua United musim ini, sebuah statistik yang mempertegas mengapa pergeseran taktis tersebut sangat diperlukan. Meski performa ini membuat pasukan Eddie Howe merasa kecewa meski dominan, hal ini memberikan cetak biru bagi Amorim di tengah skuat yang saat ini dihantam badai cedera, termasuk Harry Maguire, Matthijs de Ligt, dan Mason Mount (yang ditarik keluar saat turun minum).

“Jadi, itu perasaan yang menyenangkan, clean sheet, tetapi jika Anda melihat pertandingan, kami memiliki begitu banyak pertandingan di mana kami mengontrol lawan dengan jauh lebih baik, dan kami kebobolan gol. Terkadang Anda hanya membutuhkan sedikit keberuntungan,” ujarnya.

Dengan jadwal pertandingan yang relatif menguntungkan melawan tim papan bawah seperti Wolverhampton Wanderers dan Burnley di depan mata, Amorim telah membuktikan bahwa ia bisa beradaptasi, yang menjadi satu sifat yang akhirnya dibutuhkan oleh setiap manajer sukses Manchester United.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!