Jika era Ruben Amorim di Old Trafford seharusnya menjadi ajang unjuk gigi taktik modern yang cair, hasil imbang 1-1 pada Rabu dini hari WIB melawan juru kunci Wolverhampton Wanderers justru menjadi tamparan realita yang pahit. Bagi tim dengan ambisi Liga Champions, satu poin melawan tim yang datang dengan rekor 11 kekalahan beruntun terasa lebih seperti kekalahan daripada sekadar berbagi angka.

Meski sempat unggul melalui gol Joshua Zirkzee yang terdefleksi pada menit ke-27, Manchester United berhasil dikejar melalui sundulan Ladislav Krejci sesaat sebelum turun minum. Apa yang terjadi di babak kedua adalah penampilan yang lamban dan tidak terorganisir, membuat Amorim tampak gusar di pinggir lapangan sementara para pendukung tuan rumah menyuarakan rasa frustrasi mereka saat peluit akhir dibunyikan.

'Tanpa Fluiditas, Tanpa Koneksi'

Berbicara dalam konferensi pers pascapertandingan, pelatih asal Portugal itu bersikap tumpul dalam penilaiannya tentang mengapa timnya gagal membongkar pertahanan Wolves yang gigih namun terbatas.

"Kami kesulitan sepanjang pertandingan. Kami kekurangan kreasi, dan kami tahu ini akan menjadi pertandingan yang berbeda dibandingkan saat melawan Newcastle," aku Amorim. 

Baca juga: Frustrasi di Old Trafford, Man United Imbang 1-1 Lawan Tim Juru Kunci Wolves

"Melihat jalannya pertandingan selama 90 menit, kami memiliki peluang, tetapi kelancaran serangan kurang. Saat ini, kurangnya koneksi antar pemain sangat terasa.”

"Kami membutuhkan lebih banyak imajinasi untuk menciptakan peluang. Kami kesulitan di babak pertama dalam upaya merebut bola. Mereka menempatkan banyak pemain di lini tengah. Kami berusaha, tetapi kualitasnya kurang."

Amorim menunjuk kurangnya koneksi ofensif sebagai penyebab utama kebuntuan tersebut. Absennya penggerak kreatif utama seperti Bruno Fernandes sangat terasa. 

Tanpa mereka, duo lini tengah Casemiro dan Manuel Ugarte kesulitan memberikan percikan yang dibutuhkan untuk membuka pertahanan rendah Wolves.

Perjudian Taktis yang Gagal Membuahkan Hasil

Dalam upaya mencari terobosan, Amorim mengambil langkah berani dengan menarik pencetak gol Zirkzee saat jeda dan memasukkan lulusan akademi berusia 18 tahun, Jack Fletcher. 

Keputusan itu memicu tanda tanya, terutama dengan Gary Neville yang mempertanyakan langkah tersebut saat siaran langsung, namun Amorim membela pergeseran taktisnya.

"Kita harus melakukan apa yang dituntut oleh pertandingan. Mereka menempatkan banyak pemain di tengah lapangan dan dengan Jack, kami mampu menyeimbangkannya," jelas Amorim. 

"Saya rasa kami merebut bola lebih cepat di babak kedua. Di babak pertama, kami sedikit kesulitan merebut bola, jadi saat ini saya hanya fokus pada apa yang bisa saya lakukan untuk memenangkan pertandingan."

Baca juga: Lisandro Martinez Berang Lihat Performa Kandang MU Usai Ditahan Wolves

Penutup Tahun yang Frustrasi

Hasil ini membuat United tertahan di peringkat keenam, terpaut dua poin dari zona empat besar, setelah hanya memenangkan satu dari lima pertandingan kandang terakhir mereka. 

Bagi klub sebesar United, ketidakmampuan untuk menaklukkan tim penghuni dasar klasemen di kandang sendiri adalah tren yang mengkhawatirkan dan harus segera dibenahi pada tahun 2026 mendatang.

Meskipun Amorim tetap tegar dan menyatakan bahwa ia sangat percaya diri tim akan menemukan ritmenya kembali setelah badai cedera mereda dan para pemain kembali dari Piala Afrika, pandangan jangka pendek saat ini didominasi oleh peluang yang terbuang sia-sia.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!