Mourinho Masih Cinta dengan Roma, Namun Coret dari Persaingan Scudetto
José Mourinho, yang kini melatih Benfica, telah mengirimkan pesan yang menghangatkan hati sekaligus menusuk bagi para penggemar AS Roma, menyatakan bahwa ia akan berlari ke Circo Massimo untuk merayakan gelar Serie A jika Giallorossi yang memenangkannya. Namun, pelatih berjuluk The Special One itu juga menyajikan realitas pahit, bahwa hanya AC Milan, Inter Milan, dan Napoli yang akan bersaing untuk meraih Scudetto musim 2025-26.
Pernyataan jujur ini disampaikan Mourinho dalam konferensi pers Liga Champions setelah kemenangan 2-0 timnya atas Napoli, menunjukkan bahwa meskipun ia telah meninggalkan Stadio Olimpico, ikatan emosionalnya dengan warna Giallorossi tetap kuat. Circo Massimo adalah lokasi ikonik di Roma tempat para penggemar berkumpul untuk merayakan setiap trofi yang dimenangkan klub.
Harapan dan Realitas Pahit
Mourinho, yang membawa Roma meraih gelar Eropa pertama mereka dalam 61 tahun dengan menjuarai Conference League pada tahun 2022, tahu betul makna kemenangan bagi ibu kota Italia tersebut. Namun, ia enggan membiarkan harapan palsu menyelimuti persaingan gelar.
Baca juga: Benfica Hentikan Napoli 2-0, Mimpi Partenopei di UCL Kian Tipis
"Tentu saja saya akan sangat menyukainya, dan saya bahkan akan pergi ke Circo Massimo [untuk merayakannya]. Tapi saya tidak berpikir begitu,” kata eks pelatih Real Madrid ini.
Mourinho, yang pernah memenangkan Scudetto bersama Inter Milan, dengan lugas menganalisis kekuatan para pesaing utama.
“Ini sulit. Inter memiliki tim papan atas dan potensi besar, sama seperti Napoli. Milan bermain sekali seminggu,” jelas Mourinho.
“Mereka memiliki pelatih fantastis seperti Max [Allegri], yang dapat melatih dengan cara yang tidak bisa dilakukan Antonio [Conte] dan Cristian [Chivu] karena mereka memiliki banyak pertandingan untuk dimainkan. Sayangnya, saya pikir akan terjadi di antara ketiga tim ini.”
Roma dan Mimpi yang Tertunda
Meskipun secara realistis mencoret Roma dari perburuan gelar, pernyataan Mourinho mengandung rasa penyesalan yang mendalam.
Di bawah asuhan Gian Piero Gasperini musim ini, AS Roma memang menunjukkan performa yang fluktuatif. Mereka sempat memuncaki klasemen pada bulan November dengan rekor kebobolan terbaik di liga, namun rentetan kekalahan dari tim-tim papan atas (termasuk Inter, Milan, dan Napoli) telah membuat mereka tergelincir ke posisi ke-4, tertinggal empat poin dari Milan dan Napoli di puncak.
Baca juga: Mourinho Sindir Conte dan Bongkar Rahasia Taktik Benfica Kalahkan Napoli
Performa Giallorossi di Serie A telah menunjukkan bahwa meskipun mereka mampu mengalahkan tim-tim di bawahnya, kedalaman skuad dan konsistensi yang dibutuhkan untuk mengarungi kompetisi domestik dan Eropa, di mana mereka baru saja mencatat kemenangan telak 3-0 atas Celtic, tampaknya masih menjadi penghalang besar.
Pernyataan ini tidak hanya menjadi prediksi, tetapi juga cerminan dari tantangan struktural yang harus diatasi Roma di Serie A, sekaligus menegaskan bahwa The Special One akan selalu menjadi bagian dari Romanisti di hati, bahkan dari jauh.