Jamie Vardy: '38 Hanyalah Angka', Siap Bungkam yang Ragukan di Cremonese

Jamie Vardy telah menjadi simbol perlawanan dan semangat pantang menyerah dalam sepak bola Inggris. Setelah mengukir namanya dengan tinta emas di Leicester City, kini di usia 38 tahun, ia siap menantang segala keraguan dengan memulai petualangan baru di Italia bersama tim promosi Serie A, Cremonese.
Dalam sebuah wawancara pertamanya di Italia, Vardy menegaskan bahwa usia hanyalah angka dan ia merasa bugar seperti saat ia berada di puncak kariernya.
Usia 38 Hanya Angka
Vardy, yang kariernya didefinisikan oleh perjalanannya dari sepak bola non-liga hingga menjadi juara Premier League, tidak asing dengan skeptisisme.
Baca juga: Jamie Vardy Tinggalkan Leicester City pada Akhir Musim
Ia menghadapinya di setiap level, dan kepindahannya ke kasta tertinggi sepak bola Italia disambut dengan pertanyaan serupa tentang kemampuannya tampil di level tertinggi saat ia mendekati usia 40-an.
"Kamu pasti salah satu yang ragu. Kamu salah satu yang harus kubuktikan salah," ujarnya pada hari Rabu.
"Bagiku, usia hanyalah angka. Selama ... kakiku masih berfungsi seperti dulu dan masih terasa segar seperti dulu, aku akan terus berjuang.
"Saat ini belum ada tanda-tanda mereka akan melambat, jadi aku akan terus berjuang dan memberikan segalanya untuk klub ini."
Karier Baru di Italia
Keputusan Vardy untuk pindah ke Cremonese mengejutkan banyak pihak. Setelah membantu Leicester kembali ke Premier League, banyak yang memprediksi ia akan pensiun di King Power Stadium.
Namun, godaan untuk mencoba tantangan baru di liga yang berbeda, jauh dari sorotan familiar, terlalu kuat untuk ditolak. Ia mengungkapkan bahwa ia yakin bergabung dengan Cremonese setelah melakukan panggilan video dengan pelatih Davide Nicola, yang berhasil membuatnya merasa sangat dibutuhkan.
Baca juga: Jamie Vardy Gabung Cremonese usai 13 Tahun di Leicester City
Kini, Vardy memulai babak baru di sebuah tim yang sedang dalam momen positif. Cremonese, yang juga diperkuat oleh kiper timnas Indonesia, Emil Audero, secara mengejutkan memulai musim Serie A dengan dua kemenangan berturut-turut, termasuk menumbangkan AC Milan. Namun, Vardy tetap berpijak pada realitas.
"Tugas utama kami adalah memastikan kami tetap di liga, dan sejujurnya, begitulah saat saya di Leicester," kata Vardy.
"Tidak pernah ada 'kami akan berjuang untuk ini', selalu 'kami harus tetap di liga', itulah yang terpenting. Jadi, yang Anda lakukan hanyalah bermain, menjalani setiap pertandingan satu per satu, memberikan segalanya, apa pun yang terjadi, biarlah terjadi."
Bagi para penggemar sepak bola di seluruh dunia, kisah Jamie Vardy adalah inspirasi abadi. Seorang pemain yang datang dari liga amatir dan berhasil mencapai puncak, kini menolak untuk mundur.
Di usianya yang hampir menginjak 40 tahun, ia justru memilih jalur yang lebih sulit untuk kembali membuktikan diri. Pertandingan di Cremona akan menjadi saksi apakah sang legenda ini mampu menulis babak terakhir yang gemilang dalam kariernya yang luar biasa.