Guardiola Santai Meski Man City Kalah dari Liverpool

Pep Guardiola tetap optimis meskipun Manchester City harus menelan kekalahan pahit dari Liverpool pada hari Minggu.
Menurutnya, timnya kalah dengan cara yang "benar" dan justru menunjukkan tanda-tanda masa depan yang cerah.
Kekalahan ini terasa menyakitkan karena Liverpool semakin dekat dengan gelar juara, tetapi Guardiola justru melihat sisi positif dari performa timnya.
City menurunkan salah satu skuad termuda dalam sejarah mereka di Premier League, dengan rata-rata usia hanya 25 tahun dan 68 hari.
"Kalau harus kalah, ya kalah dengan cara seperti ini," kata Guardiola kepada Sky Sports. "Saya melihat banyak hal yang menunjukkan bahwa klub ini punya masa depan cerah dengan para pemain yang kami miliki."
Skuad Muda City Tunjukkan Potensi Besar
Skuad muda yang diturunkan City berisi banyak pemain dengan usia di bawah 23 tahun. Savinho, Rico Lewis, dan Abdukodir Khusanov masih berusia 20 tahun, sementara Josko Gvardiol, Nico Gonzalez, dan Jeremy Doku juga masih muda.
Tentu saja, ada beberapa pemain senior yang menarik rata-rata usia ke atas, seperti Kevin De Bruyne (32), Nathan Ake (29), dan Ederson (30). Namun, mayoritas skuad kali ini benar-benar diisi oleh anak-anak muda.
Guardiola sangat puas dengan cara mereka bermain meskipun kalah. City mendominasi penguasaan bola dan jumlah tembakan, bahkan sempat mencetak gol lewat Omar Marsmoush yang sayangnya dianulir karena offside.
"Kecuali De Bruyne dan mungkin Ake, hampir semua pemain kami masih sangat muda. Klub harus memikirkan masa depan dan saya yakin masa depan kami sangat cerah."
Man City Masih Harus Berbenah
Meskipun Guardiola puas dengan permainan timnya, dia juga sadar bahwa City masih tertinggal jauh dari Liverpool saat ini.
"Kami jauh tertinggal. Kita lihat nanti di masa depan. Apa yang sudah kami lakukan dalam beberapa musim terakhir memang luar biasa, tapi sekarang kami masih harus mengejar mereka," katanya.
Guardiola menyoroti bahwa timnya harus lebih tajam di sepertiga akhir lapangan. City mampu membangun serangan dengan baik, tetapi sering kali gagal dalam penyelesaian akhir.
"Kami sebenarnya sudah bisa membawa bola ke area yang berbahaya, tetapi di momen-momen terakhir, semuanya tergantung pada talenta pemain. Mereka harus tahu kapan harus menggiring bola atau menembak," jelasnya.
De Bruyne Mulai Kehilangan Pengaruh di Lapangan?
Kekalahan ini juga menjadi tanda tanya besar untuk masa depan Kevin De Bruyne di Etihad. Sang gelandang legendaris sudah berusia 33 tahun dan kontraknya akan habis di musim panas ini.
Guardiola bahkan tidak menurunkannya dalam laga krusial melawan Real Madrid di play-off Liga Champions, dan saat melawan Liverpool, De Bruyne menjadi pemain pertama yang ditarik keluar.
Rumor pun beredar bahwa City mungkin tidak akan memperpanjang kontraknya, dan kemungkinan besar De Bruyne akan mencari "pelabuhan terakhir" dalam kariernya, mungkin ke liga yang lebih santai seperti MLS atau Liga Arab.
Mampukah City Bangkit?
Meski kalah, Guardiola tetap percaya bahwa tim ini punya potensi besar untuk berkembang di masa depan. Dengan banyaknya pemain muda berbakat, City hanya butuh waktu untuk kembali ke jalur kemenangan.
Namun, dengan Liverpool semakin menjauh di puncak klasemen, apakah City masih bisa bersaing untuk gelar musim ini? Atau justru mereka harus mulai fokus membangun generasi baru?
Yang jelas, masa depan Manchester City tetap cerah, seperti yang diyakini Guardiola!
Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official YukSports DISINI