Kekalahan memalukan Manchester United 0-1 dari Everton yang bermain dengan 10 pemain di Old Trafford menyulut kritik pedas dari internal tim. Bek tengah andalan, Matthijs de Ligt, tidak berbasa-basi dalam menganalisis kinerja timnya, menyebut Setan Merah kurang nafsu dan yang lebih parah, malah bermain sesuai dengan kekuatan Everton.

Kekalahan pada hari Senin dini hari WIB itu mengakhiri catatan lima pertandingan tak terkalahkan United di Premier League. Skor tersebut terasa lebih menyakitkan karena Everton harus bermain pincang sejak menit ke-13 setelah Idrissa Gueye diusir keluar lapangan. Ironisnya, alih-alih memanfaatkan keunggulan numerik, pasukan Ruben Amorim justru kebobolan gol sensasional dari Kiernan Dewsbury-Hall.

Strategi yang Bermain ke Tangan Lawan

De Ligt, yang menjadi salah satu dari sedikit suara tegas di ruang ganti, mengekspresikan rasa frustrasinya atas kegagalan timnya memanfaatkan dominasi penguasaan bola (78%) dan 25 percobaan tembakan yang mereka lepaskan.

"Sudah cukup jelas. Malam yang buruk bagi kami," ujar De Ligt kepada Sky Sports.

Baca juga: Tragedi Old Trafford: MU Tumbang 0-1 dari 10 Pemain Everton

"Kurang lebih 70 menit, 11 lawan 10, kebobolan satu gol, dan tidak menciptakan banyak peluang. Beberapa, tetapi tidak cukup untuk pertandingan melawan 10. Malam yang mengecewakan. Dari pihak kami, kami tidak melakukan cukup banyak hal.”

Kritik utamanya tertuju pada strategi serangan yang diterapkan United, terutama keputusan mereka untuk terus mengirim umpan silang menghadapi benteng pertahanan Everton yang berpostur tinggi.

“Kami tidak melakukan pergerakan atau mengirim pemain yang cukup ke dalam kotak penalti. Mereka [Everton] kuat di udara, jadi kami tidak punya pemain untuk mencetak gol dari crossing,” tambahnya.

“Kami pada dasarnya bermain sesuai dengan kekuatan mereka,” kritik bek asal Belanda itu dengan nada menyesal.

Everton, yang dipimpin oleh duet bek tengah jangkung James Tarkowski dan Michael Keane, dengan mudah membersihkan 38 umpan silang yang dilayangkan United, membuat serangan tuan rumah terasa monoton dan sia-sia.

Hilangnya Urgensi dan Nafsu

Lebih dari sekadar kesalahan taktis, De Ligt menilai timnya juga kekurangan komponen mental mendasar yang dibutuhkan untuk memenangkan pertandingan, terutama melawan lawan yang sedang terdesak.

"Ini aspek-aspek utamanya, tapi kami harus introspeksi, dan itu belum cukup. Kami sudah lama absen dan berlatih bersama. Saya rasa kami kurang urgensi dalam beberapa situasi,” jelasnya.

Baca juga: Kalah Lawan 10 Pemain Everton, Amorim Akui MU Jauh dari Kata Ideal

“Anda akan dihukum. Jika Anda tidak mencetak gol, Anda akan kalah dalam pertandingan ini. Kami kekurangan nafsu ini untuk membuat perbedaan di momen-momen paling penting.”

Komentar jujur De Ligt menggemakan sentimen dari pelatih Ruben Amorim, yang juga mengakui bahwa timnya kurang intensitas dan linglung melawan 10 pemain. Kini, dengan kritik yang datang dari dalam tim, tekanan untuk segera bangkit semakin besar bagi Manchester United. P

Pertandingan tandang ke Crystal Palace akhir pekan ini akan menjadi ujian yang sangat berat untuk membuktikan bahwa mereka mampu menemukan kembali urgensi dan nafsu yang dipertanyakan oleh salah satu pemain kuncinya.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!