Arteta Akui Granit Xhaka Membuatnya Jadi Pelatih yang Lebih Baik
Menjelang reuni dengan mantan kaptennya, Granit Xhaka, yang kini memperkuat Sunderland, manajer Arsenal Mikel Arteta pada hari Jumat mengeluarkan pujian yang sangat pribadi dan mengharukan, mengklaim bahwa gelandang Swiss itu secara fundamental telah menjadikannya juru taktik yang lebih baik.
Pernyataan Arteta ini datang di tengah pekan di mana Arsenal, yang saat ini memimpin klasemen Premier League, mempersiapkan diri untuk perjalanan sulit mereka ke Stadium of Light untuk menghadapi Sunderland yang sedang naik daun, sebuah laga yang akan mempertemukan kembali sang pelatih dengan pemain yang ia selamatkan dari jurang kehancuran karier di London Utara.
Penyelamat di Momen Paling Spesial
Hubungan antara Arteta dan Xhaka dimulai pada Desember 2019, ketika Arteta mengambil alih kendali taktis di Emirates.
Momen itu adalah titik terendah bagi Xhaka, yang baru saja dicopot dari jabatan kapten setelah berselisih sengit dan menampilkan gestur marah kepada suporter The Gunners yang mencemoohnya. Saat itu, tas Xhaka sudah dikemas dan ia siap meninggalkan klub. Namun, kedatangan Arteta mengubah segalanya.
Baca juga: Kembali ke Premier League, Granit Xhaka Gabung Sunderland dari Leverkusen
"Saya menyukai setiap menit yang kami habiskan bersama. Ketika saya bergabung, dia berada pada momen yang sangat spesial dalam hidup dan kariernya," kata Arteta.
"Antara kami semua, kami berusaha membimbingnya, memberinya perspektif yang berbeda, membuatnya merasa dicintai dan dihargai, dan dia merespons dengan cara yang luar biasa."
Arteta kemudian melangkah lebih jauh, menawarkan pengakuan yang jarang diberikan seorang pelatih kepada pemain.
"Dia membuat saya menjadi pelatih yang lebih baik. Dia membantu kami untuk berkembang dan meningkat pesat sebagai tim sepak bola dan sebagai klub," tambah Arteta. "Saya akan selalu berterima kasih karena saya memiliki kenangan indah bersamanya."
Dampak Xhaka: Lebih dari Sekadar Taktik
Pujian ini menyoroti bagaimana upaya Arteta untuk memperbaiki hubungan yang retak antara Xhaka dan klub menjadi salah satu ujian paling awal dan paling krusial dalam karier kepelatihannya.
Dengan memberi Xhaka kepercayaan penuh dan peran taktis yang jelas, Arteta tidak hanya mendapatkan kembali pemain kunci, tetapi juga membentuk budaya ruang ganti yang lebih kuat.
Arteta menggambarkan Xhaka sebagai sosok yang transformatif, menyoroti kepribadiannya yang besar. "Saya tertawa karena saya baru saja membayangkan Granit dan itu membuat saya tertawa karena dia adalah karakter yang luar biasa, kepribadian yang besar, sangat lucu, super profesional," ungkap Arteta.
"Salah satu pria yang dapat mengubah semangat ruang ganti dan sebuah tim. Itu adalah kekuatan super untuk dimiliki."
Hubungan yang dibangun atas dasar kepercayaan dan kejujuran itu memungkinkan Xhaka untuk kembali menjadi pilar tim selama hampir empat tahun di bawah Arteta, bahkan memimpin Arsenal dalam tantangan gelar Premier League sebelum ia memutuskan pindah ke Bayer Leverkusen pada tahun 2023.
Baca juga: Arteta Puji Dowman usai Cetak Rekor Sebagai Pemain Termuda UCL
Reuni di Panggung Premier League
Musim panas ini, setelah memenangkan Bundesliga dan DFB-Pokal di Jerman, Xhaka kembali ke Inggris untuk bergabung dengan Sunderland, yang kini menempati posisi keempat. Arteta tidak ragu-ragu memuji dampak instan mantan anak didiknya itu di Wearside.
Ditanya di mana posisi Xhaka di antara rekrutan terbaik musim ini, Arteta menjawab lugas, "Dengan dampak yang dia berikan, saya akan mengatakan dia adalah salah satu yang terbaik."
Pernyataan emosional Arteta tentang Xhaka bukan hanya pengakuan atas kebangkitan karier seorang pemain, tetapi juga pengakuan atas pelajaran kepemimpinan dan manajemen manusia yang membentuk Arteta menjadi manajer yang sukses seperti sekarang. Ini adalah kisah tentang bagaimana menyelamatkan satu karier juga dapat menempa fondasi bagi keberhasilan klub secara keseluruhan.