Tumbang 0-2 di Kandang Como, Juventus Derita Kekalahan Perdana

Raksasa Italia, Juventus, dipaksa menelan pil pahit kekalahan perdana mereka di Serie A musim 2025-26, takluk 0-2 di tangan Como pada Minggu (19/10). Hasil ini tak hanya mengakhiri rekor tak terkalahkan Bianconeri, tetapi juga mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh semenanjung Italia.
Pahlawan tak terduga dalam drama ini adalah gelandang serang Argentina berusia 20 tahun, Nico Paz. Pemain jebolan akademi Real Madrid ini tampil sebagai arsitek dan eksekutor, mencetak satu assist dan satu gol yang memastikan kemenangan heroik I Lariani—kemenangan pertama Como atas Juventus di Serie A sejak tahun 1952.
Awal Pahit untuk La Vecchia Signora
Sejak peluit awal dibunyikan, Como yang diasuh oleh Cesc Fàbregas menunjukkan intensitas yang luar biasa. Pukulan telak bagi tim tamu datang sangat cepat. Baru empat menit laga berjalan, Como sudah memecah kebuntuan.
Berawal dari skema sepak pojok pendek, Nico Paz melepaskan umpan silang akurat yang disambut tendangan voli kaki kiri yang tak terhadang dari bek tengah Marc-Oliver Kempf di tiang jauh. Kiper Juventus, Michele Di Gregorio, hanya bisa tertegun melihat bola bersarang di gawangnya.
Baca juga: Fans Como Tolak Laga Kontra AC Milan Digelar di Australia
Tertinggal 1-0, pasukan Igor Tudor berusaha keras untuk merespons. Serangan melalui Kenan Yildiz, Francisco Conceicao, dan Jonathan David berulang kali kandas di lini pertahanan Como yang terorganisir, dipimpin oleh kiper tangguh Jean Butez. Bahkan, gol yang dicetak David pada menit ke-36 harus dianulir wasit karena offside, menambah frustrasi Bianconeri.
Paz Kunci Tiga Poin Bersejarah
Memasuki babak kedua, Juventus meningkatkan tekanan, menguasai lebih banyak bola, namun tetap kesulitan menciptakan peluang bersih. Sundulan dari Teun Koopmeiners di menit ke-63 menjadi salah satu ancaman terbaik mereka, tetapi Butez dengan sigap menepisnya.
Saat Juventus mulai terlihat putus asa, Nico Paz kembali menunjukkan magisnya. Di menit ke-79, menerima umpan jauh dari tengah lapangan, Paz melakukan aksi individu brilian.
Dengan ketenangan bak seorang veteran, ia mengecoh Andrea Cambiaso sebelum melepaskan tembakan melengkung yang fantastis dengan kaki kirinya dari luar kotak penalti. Bola meluncur deras ke sudut bawah gawang, tak mampu dijangkau Di Gregorio. Skor 2-0 untuk Como.
Gol tersebut praktis mengakhiri pertandingan. Masuknya Dusan Vlahovic dan Weston McKennie di penghujung laga gagal memberikan dampak signifikan. Pertahanan Como tampil disiplin, berhasil menahan gempuran terakhir Juventus dan mengamankan kemenangan krusial.
Baca juga: Lebih Pilih Morata, Pirlo Sebenarnya Tak Sudi Ada Cristiano Ronaldo di Juventus
Implikasi di Klasemen dan Tanda Tanya untuk Tudor
Kekalahan ini bukan sekadar hilangnya tiga poin bagi Juventus, tetapi juga sebuah peringatan dini. Mereka kini melorot ke peringkat ketujuh Serie A dengan 12 poin, disalip oleh Como yang naik ke posisi keenam berkat keunggulan selisih gol.
Ironisnya, kekalahan ini datang setelah serangkaian hasil imbang di berbagai kompetisi, memperpanjang tren tanpa kemenangan Bianconeri menjadi enam pertandingan.
Di sisi lain, Cesc Fàbregas kini menjadi bahan perbincangan. Kemenangan taktisnya melawan tim sekelas Juventus, diperkuat dengan performa gemilang anak didiknya Nico Paz—yang kini mengoleksi empat gol dan empat assist—menunjukkan bahwa Como adalah kekuatan baru yang patut diperhitungkan
Bagi Juventus, tekanan kini berada di pundak Tudor. Keputusan untuk mencadangkan Vlahovic hingga menit-menit akhir dan tumpulnya lini serang tanpa kehadiran striker utama akan menjadi subjek analisis intensif media dan pendukung dalam beberapa hari ke depan. Juventus harus segera menemukan kembali momentum mereka sebelum keterpurukan ini merusak ambisi mereka untuk merebut Scudetto musim ini.