Arrigo Sacchi, mantan pelatih revolusioner AC Milan dan Italia, yang menarik perhatian dan secara terbuka mendesak Zinedine Zidane untuk mempertimbangkan kembali jalur kariernya dan mengambil alih kendali di Juventus.

Komentar Sacchi, yang disampaikan melalui kolomnya di La Gazzetta dello Sport, bukan sekadar permohonan nostalgia agar mantan bintang Bianconeri itu kembali ke rumah, tetapi sebuah argumen filosofis untuk reuni taktis yang diyakininya akan merevitalisasi klub Turin dan Calcio itu sendiri.

Zidane Telah Ciptakan Mesin Keindahan

Taktisi legendaris, yang terkenal dengan bersama Milan di akhir tahun 80-an, memuji karya kepelatihan Zidane di Real Madrid yang sering kali kurang dihargai. Sacchi menekankan kemampuan pelatih asal Prancis itu untuk memadukan keanggunan dengan efisiensi.

"Saya bertanya pada diri sendiri: mengapa seorang pelatih yang menciptakan 'mesin keindahan' tidak bekerja?" tulis Sacchi, merujuk pada tim Madrid asuhan Zidane yang memenangkan tiga gelar Liga Champions berturut-turut. "Real Madrid-nya memainkan permainan menyerang, menunjukkan keberanian, menguasai bola hampir sepanjang waktu, dan para penggemar mengaguminya."

Baca juga: Ragu Gabung Milan, Sacchi: Hojlund Bukan Van Basten

Keinginan Sacchi berakar dari keyakinan mendalam bahwa Zidane, mantan maestro Juventus, adalah kandidat ideal untuk menerapkan jenis sepak bola menyerang dan kolektif yang sangat dibutuhkan kompetisi tertinggi Italia saat ini.

"Saya ingin melihat seseorang seperti Zidane—seseorang yang selalu memprioritaskan sepak bola menyerang, seseorang yang percaya pada permainan tim dan bakat yang melayani kolektivitas—masuk ke dunia Serie A. Liga kami hanya akan diuntungkan dengan kehadirannya," tegasnya.

Hambatan: Impian Melatih Les Bleus

Permintaan ini muncul hanya beberapa hari setelah Zidane sendiri menjadi tamu di Festival dello Sport di Trento, di mana ia membahas masa depannya. Meskipun mengakui tempat Juventus di hatinya—"Juve selalu dekat di hati saya, mereka memberi saya banyak hal ketika saya pertama kali tiba di sana"—Zidane menegaskan bahwa tujuan utamanya adalah melatih tim nasional Prancis.

"Perasaan saya adalah bahwa saya ingin dapat melatih tim nasional di masa depan," kata Zidane.

Sacchi mengakui ambisi yang dapat dimaklumi ini, mencatat bahwa Zidane adalah pahlawan nasional yang memimpin Prancis meraih kejayaan Piala Dunia dan Eropa. 

Namun, ia melihat ikatan mendalam yang terbentuk selama hari-hari bermain Zidane di Turin, khususnya bimbingan yang ia terima di bawah ikon Bianconeri, Marcello Lippi, sebagai fondasi sempurna untuk kembali melatih.

"Dia memiliki guru hebat dalam diri Marcello Lippi, dia belajar dari sana, mengikuti sarannya, jadi mengapa tidak membayangkan dia di bangku cadangan Juventus?" Sacchi mempertanyakan.

Baca juga: Di Natale Sebut Juventus Belum Siap Raih Scudetto

Waktu yang Tepat dan Nuansa Romantis

Sacchi berhati-hati untuk segera meredam ekspektasi, mengakui posisi pelatih kepala Juventus saat ini, Igor Tudor. "Bukan sekarang, tentu saja, karena itu akan tidak sopan terhadap Tudor dan pekerjaannya," tegasnya.

Namun bagi Sacchi, prospek Zidane melatih Juventus melampaui sekadar hasil.

"Zidane di bangku cadangan Juventus akan menambah sentuhan romantis yang, dalam sepak bola kontemporer, terkadang hilang. Pikirkanlah, Zizou."

Dengan Juventus yang saat ini berupaya membangun kembali dominasinya dan mendefinisikan ulang identitas olahraga mereka setelah periode penuh gejolak, langkah itu tentu akan menjadi pernyataan besar. Apakah desakan publik Sacchi yang tulus dapat mengalihkan manajer pemenang Liga Champions tiga kali itu dari takdir nasionalnya tetap menjadi salah satu saga transfer jangka panjang yang paling menarik di dunia sepak bola.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!