Mimpi Liverpool untuk mempertahankan gelar Premier League kini tampak seperti bayangan samar. Setelah dihancurkan secara telak 3-0 oleh Manchester City di Stadion Etihad, bek kiri veteran Andrew Robertson secara terbuka mengakui bahwa timnya menghadapi pertarungan berat yang untuk mempertahankan gelar musim ini.

Kekalahan menyakitkan di laga besar tersebut menjatuhkan skuad asuhan Arne Slot ke posisi kedelapan di klasemen Premier League, sebuah penurunan drastis mengingat status mereka sebagai juara bertahan. Hasil ini menyoroti kurangnya konsistensi dan masalah pertahanan yang dialami The Reds di musim 2025-26 ini.

Reaksi Pahit Robertson

Berbicara kepada media setelah pertandingan di mana gol-gol dari Erling Haaland, Nico Gonzalez, dan Jeremy Doku mengunci kemenangan City, Robertson tidak berusaha menutupi kekecewaannya. 

Ia menegaskan bahwa posisi Liverpool saat ini tidak mencerminkan ambisi juara.

"Jelas, kami telah memberikan perjuangan berat bagi diri kami sendiri, tetapi saya rasa tim mana pun tidak akan benar-benar memperhatikan klasemen liga sampai kami melewati pertengahan musim,” kata Robertson.

Baca juga: Man City Hancurkan Liverpool 3-0 di Pertandingan ke-1000 Guardiola

“Itulah yang harus kami lakukan, tetapi kami harus meraih poin secara lebih konsisten. Lalu, mari kita lihat di mana posisi kami setelah Natal atau apa pun. Kami hanya perlu fokus pada diri sendiri dan fokus pada level performa."

"Kami hanya perlu kembali ke level yang kami tahu bisa kami capai, terutama level yang kami capai di dua pertandingan terakhir. Jika kami melakukannya lebih sering, kami akan meraih lebih banyak poin daripada yang tidak."

Pernyataan Robertson menggarisbawahi kegelisahan di ruang ganti Anfield. Kekalahan ini membuat Liverpool berada di posisi kedelapan, tertinggal delapan poin dari pemuncak klasemen, Arsenal (26 poin), dan enam poin dari Manchester City (22 poin) yang kini berada di posisi kedua. 

Lima tim (Tottenham, Aston Villa, Manchester United, Liverpool, dan Bournemouth) kini saling berebut posisi di papan tengah, semuanya mengoleksi 18 poin, dipisahkan hanya oleh selisih gol yang tipis.

Tumpul di Depan, Rapuh di Belakang

Kekalahan 3-0 di Etihad menjadi cerminan dari masalah yang lebih dalam. Meskipun Liverpool mendominasi penguasaan bola (52%), mereka gagal menerjemahkannya menjadi peluang nyata. Mereka hanya mencatatkan satu tembakan akurat ke gawang City sepanjang 90 menit.

Baca juga: Peringatan Slot, Kebangkitan Liverpool di Etihad Akan Diuji oleh Kekuatan Man City

Virgil van Dijk sempat mencetak gol balasan sebelum jeda yang sayangnya dianulir VAR karena Robertson, yang berada dalam posisi offside, dianggap menghalangi pandangan kiper. 

Namun, momen tersebut tidak mengubah fakta bahwa Liverpool kesulitan menembus pertahanan City.

"Terlalu banyak kekalahan. Hal terakhir yang seharusnya saya bicarakan sekarang adalah perebutan gelar," tegas Manajer Arne Slot.

Kita harus fokus meraih hasil, hasil demi hasil, sebelum kita sempat memikirkannya, dan kenyataannya kita sekarang berada di posisi kedelapan. Satu tim cukup jauh di depan, meskipun City terpaut empat poin dari Arsenal.”

“Sisanya cukup ketat, dan saya sudah berkali-kali katakan musim lalu, bahkan ketika kita memimpin di awal, cara terbaik untuk menilai klasemen liga tentu saja setelah 38 [pertandingan], tetapi hal terbaik berikutnya adalah menilainya setelah 19 pertandingan karena setelah itu kita semua menghadapi lawan yang sama.”

Hasil ini menjadi peringatan bagi Liverpool dan Arne Slot menjelang jeda internasional. Mereka harus menemukan solusi atas inkonsistensi pertahanan dan ketajaman serangan jika ingin membalikkan keadaan dan membuktikan bahwa perkataan Andrew Robertson hanyalah kekecewaan sesaat.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!