Di era sepak bola di mana loyalitas sering kali hanya diukur dari durasi kontrak, Bruno Fernandes baru saja memberikan pembelaan emosional terkait masa baktinya di Old Trafford. Dalam serangkaian wawancara jujur pekan ini, termasuk dalam program Canal 11 di Portugal dan podcast Rio Ferdinand Presents, kapten Manchester United tersebut menegaskan bahwa komitmennya tidak tergoyahkan. Ia mengaku didorong oleh satu ambisi besar: membawa Setan Merah kembali ke puncak kejayaan dunia.

Pemain internasional Portugal yang telah menjadi detak jantung klub sejak kedatangannya dari Sporting CP pada Januari 2020 ini, menanggapi spekulasi mengenai masa depannya. Meski sempat ada ketertarikan menggiurkan dari Saudi Pro League dan rumor hengkang pada musim panas lalu yang membuatnya merasa terluka karena klub seolah bersedia menjualnya, Fernandes memilih bertahan demi keyakinannya pada proyek United.

Loyalitas di Klub

Fernandes membandingkan hubungannya dengan United seperti ikon-ikon legendaris layaknya Francesco Totti di AS Roma atau Paolo Maldini di AC Milan.

Sang kapten mengungkapkan bahwa ia sempat memiliki kesempatan nyata untuk pergi dalam dua kesempatan berbeda, terutama tawaran besar dari Al-Hilal musim panas lalu. 

Di sana, ia bisa mendapatkan uang yang jauh lebih banyak dan jaminan trofi instan. Namun, percakapan krusial dengan pelatih kepala Ruben Amorim, ditambah keinginan pribadi untuk menuntaskan apa yang telah ia mulai, membuatnya tetap bertahan di Manchester.

“Loyalitas dalam sepak bola sebelumnya seperti [Francesco] Totti di Roma, [Ryan] Giggs di United, [Paolo] Maldini di Milan, jadi ketika saya datang ke klub ini, selain senang berada di sini dan mencintai klub ini, saya pikir loyalitas saya diuji pada periode tersulit dan saya bisa saja pergi dua kali,” kata Fernandes.

Baca juga: Nyaris Didepak Klub, Bruno Fernandes Bongkar Ketegangan dengan Petinggi MU

Mengembalikan Kejayaan Masa Lalu

Masa-masa sulit United sering didefinisikan oleh kecemerlangan individu di tengah inkonsistensi tim. 

Sejak debutnya, tidak ada pemain di Premier League yang menciptakan peluang lebih banyak (588) atau bermain lebih lama darinya. Namun, koleksi trofinya, yang baru berisi satu Piala FA dan satu Piala Liga, masih jauh dari ekspektasi Fernandes.

"Saya sangat sadar bahwa saya bisa saja menempuh jalan yang berbeda dan mungkin memenangkan lebih banyak trofi dan orang-orang akan membicarakan saya dengan cara yang berbeda karena saya telah memiliki banyak trofi di lemari saya. Saat ini orang lebih sering berbicara seolah-olah Anda adalah pemain yang lebih baik atau lebih buruk jika Anda menang atau kalah dalam perebutan trofi,” tambahnya.

"Ketika saya berbicara tentang meraih trofi, saya tetap di sini karena saya pikir saya masih bisa memenangkan trofi di sini. Saya tidak akan tetap di sini jika klub tidak memberi tahu saya bahwa tujuan kami masih untuk menjadi yang terbaik, kembali memenangkan trofi, kembali menjadi klub seperti dulu.”

“Jika bukan itu tujuannya, maka ya, saya tidak akan tetap di sini, tetapi karena saya tahu tujuan klub masih untuk kembali ke tempat yang mereka inginkan dan tempat yang saya inginkan untuk klub ini, itulah mengapa saya datang ke klub ini sejak awal. Jika saya dapat membantu untuk kembali ke sana, hanya itu yang ingin saya lakukan."

Baca juga: Amorim Sesalkan MU Hilang Konsntrasi usai Imbnag 4-4 Lawan Bournemouth

Peran Sebagai Kapten

Kehadiran Ruben Amorim jelas memberikan energi baru bagi pandangan Fernandes. Meski sempat memberikan wawancara yang meledak-ledak kepada Canal 11, di mana ia mengklaim manajemen United kurang memiliki keberanian untuk menjualnya, sang gelandang kini fokus sepenuhnya pada masa depan di bawah arahan mantan mentornya di Sporting tersebut.

Fernandes percaya bahwa klub kini berada di posisi yang lebih baik untuk bersaing dengan tim seperti Manchester City dan Liverpool, asalkan standar yang ia tuntut sebagai kapten dapat dipenuhi oleh rekan-rekan setimnya.

“Sebagai kapten, jelas Anda akan mendapatkan lebih banyak perhatian, kritik, dan sebagainya. Tapi itu juga bagian dari klub - bukan hanya karena ban kapten,” ujarnya.

"Saya tidak mengubah diri saya yang dulu menjadi seperti sekarang hanya karena saya memakai ban kapten. Ketika Erik [Ten Hag] memilih saya sebagai kapten, dia tahu tipe kapten seperti apa saya. Saya tahu saya memimpin dengan memberi contoh, karena saya melakukan semua yang perlu dilakukan di lapangan latihan. Saya berlatih sekeras mungkin."

Baca juga: Manchester United 4-4 Bournemouth dalam Drama Delapan Gol Premier League

Warisan yang Dipertaruhkan

Di usia 31 tahun, Fernandes sadar betul bahwa masa keemasannya tidak akan selamanya. Meski ia sempat mengisyaratkan keinginan untuk bermain di Spanyol atau Italia sebelum pensiun, agar anak-anaknya bisa merasakan gaya hidup yang berbeda, fokus utamanya saat ini tetap pada proses pembangunan kembali United.

"Saya lebih banyak berlari daripada mengeluh," seloroh Fernandes, menanggapi kritik atas gestur tubuhnya di lapangan. "Satu hal yang pasti, saya tetap menjadi contoh bagaimana segala sesuatu harus dilakukan untuk klub ini. Saya ingin klub ini berada di tempat yang semestinya."

"Saya boleh mengeluh sebanyak yang orang kira, tetapi saya lebih banyak berlari daripada mengeluh - saya cukup yakin akan hal itu,” ucap Fernandes, menanggapi kritik atas gestur tubuhnya di lapangan. “Jadi saya pikir saya masih menjadi contoh bagaimana segala sesuatunya harus dilakukan untuk klub ini. Standar yang harus dijunjung."

Bagi para pendukung United, pernyataan sang kapten adalah perpaduan antara jaminan kesetiaan dan tantangan bagi jajaran petinggi klub. Fernandes telah menjanjikan loyalitasnya; kini, giliran klub yang harus membuktikan bahwa mereka mampu mengimbangi ambisi sang kapten.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!