Arsenal 1-0 Palace: Voli Eze ke Mantan Klub Amankan Kemenangan Krusial
Ini bukanlah penampilan yang akan dikenang sebagai karya seni, namun pergerakan Arsenal menuju gelar terus berlanjut tanpa henti. Mereka berhasil mengamankan kemenangan 1-0 yang diperjuangkan dengan keras atas Crystal Palace yang sangat gigih di Emirates Stadium, dalam laga yang menggarisbawahi identitas baru Arsenal: soliditas pertahanan dan keefektifan set-piece yang mematikan.
Di malam yang minim peluang terbuka, adalah mantan pemain The Eagles, Eberechi Eze, yang menjadi penentu. Gol akrobatiknya yang tercipta dari situasi bola mati cukup untuk menjamin tiga poin vital, sekaligus memperlebar keunggulan The Gunners di puncak klasemen Premier League menjadi empat poin, menyusul hasil yang kurang memuaskan dari para pesaing utama mereka akhir pekan ini.
Momen Set-Piece yang Memecah Kebuntuan
Laga melawan tim asuhan Oliver Glasner terasa seperti ujian kesabaran bagi pendukung tuan rumah.
Crystal Palace tampil sangat disiplin dan rapat, berhasil memadamkan alur serangan Arsenal dan membatasi pemimpin liga tanpa tembakan tepat sasaran yang berarti selama hampir 35 menit.
Baca juga: Menggila di Emirates, Arsenal Menang Telak 4-0 atas Atletico Madrid
Formasi Palace yang terorganisir dengan baik berhasil menghalangi mesin kreatif Mikel Arteta.
Kebuntuan yang melelahkan itu akhirnya terpecahkan—secara ironis, melalui skema bola mati—pada menit ke-39.
Gol tersebut menunjukkan detail yang telah dilatih dengan cermat di tempat latihan Arsenal. Bola tendangan bebas melengkung dari Declan Rice diarahkan ke tiang jauh, di mana Gabriel Magalhães yang menjulang tinggi menyundul bola kembali ke tengah kotak penalti.
Di sana, Eberechi Eze menyambut bola yang memantul dengan tendangan voli akrobatik yang spektakuler. Bola melesat melewati Dean Henderson dan bersarang di sudut bawah gawang.
Sebagai bentuk penghormatan kepada klub yang pernah dibelanya selama lima musim, tidak ada selebrasi berlebihan dari penyerang timnas Inggris itu, hanya isyarat penghargaan atas pentingnya gol penentu tersebut.
Pertahanan Baja dan Ketegangan di Menit Akhir
Babak kedua diawali dengan tempo yang lebih tinggi. Gabriel nyaris menggandakan keunggulan di awal babak dengan sundulan kuat dari set-piece Rice lainnya yang menghantam mistar gawang.
Tak lama kemudian, Rice sendiri memaksa Henderson melakukan penyelamatan gemilang sebelum Bukayo Saka melepaskan tendangan melengkung yang tipis melebar.
Namun, seiring berjalannya waktu, pertandingan kembali ke atmosfer tegang dan hati-hati. Palace mulai berani keluar menyerang, mencari celah untuk menyamakan kedudukan.
Peluang terbaik The Eagles datang di penghujung laga ketika sebuah sepak pojok memicu kemelut, tetapi kapten Marc Guehi gagal mengarahkan tembakannya di atas mistar gawang.
Baca juga: Puij Kedalaman Skuad, Raya Yakin Arsenal Bisa Raih Trofi
Tiga Poin Krusial
Pada akhirnya, tiga poin disegel oleh ketahanan pertahanan Arsenal yang terkenal. Meskipun terjadi pergantian yang tidak terduga di babak pertama karena William Saliba mengalami cedera dan digantikan oleh Cristhian Mosquera, barisan belakang, yang dipimpin dengan mahir oleh Gabriel dan David Raya yang selalu andal, tetap kokoh.
Clean sheet ini adalah yang kesepuluh bagi Arsenal di semua kompetisi musim ini—sebuah pencapaian statistik yang menekankan identitas mereka sebagai tim dengan pertahanan terbaik dalam beberapa musim terakhir.
Mikel Arteta, yang terlihat lega setelah pertandingan, berkomentar: "Ini bisa dibilang kemenangan terbesar kami musim ini. “Jadi saya sangat senang tim menunjukkan kedewasaan itu, kami menemukan cara untuk mencetak gol brilian melalui Ebs (Eze) dan menjaga clean sheet lagi."
Bagi Arsenal, tiga poin lainnya telah diamankan. Mungkin tidak indah, tetapi dalam persaingan gelar Premier League yang panas, terkadang sepak bola yang indah harus dimenangkan dengan cara yang sulit. Perjalanan mereka terus berlanjut.