Pelatih Inter Milan, Cristian Chivu, mengakui bahwa kekalahan di menit-menit akhir dengan skor 2-1 dari Atletico Madrid di Liga Champions sangat menyakitkan. Ia menekankan bahwa rasa sakit tersebut terasa oleh semua orang di klub karena banyaknya penyesalan, yang bukan hanya terbatas pada gol penentu kemenangan lawan di masa injury time.

Kekalahan di Stadion Metropolitano ini memupuskan rekor sempurna Inter di Liga Champions musim ini dan menambah kesengsaraan Nerazzurri, yang sebelumnya juga baru saja kalah dalam Derby Milan akhir pekan lalu.

Gol Dramatis yang Merusak Sempurna

Pertandingan Matchday 5 Fase Liga Champions ini berlangsung dengan intensitas tinggi, khas dari bentrokan kedua tim yang sama-sama berjuang di papan atas Eropa.

Inter sempat kebobolan lebih dulu melalui gol striker Atletico, Julian Alvarez, di menit kesembilan. Namun, Piotr Zielinski berhasil menyamakan kedudukan di babak kedua, membawa Inter kembali ke permainan. 

Baca juga: Atletico Menang 2-1, Gol Menit Akhir Giménez Hentikan Rekor Sempurna Inter

Tepat ketika laga diperkirakan akan berakhir imbang, sundulan dramatis José María Giménez dari situasi tendangan sudut pada menit ke-93 merobek gawang Inter dan memastikan kemenangan 2-1 untuk tuan rumah.

Berbicara kepada media setelah pertandingan, Chivu tidak menyembunyikan rasa frustrasinya atas cara kekalahan itu terjadi.

"Ini menyakitkan bagi semua orang, karena ada banyak penyesalan. Kami datang ke sini dengan semangat untuk melakukan banyak hal, lebih dari sekadar pulang dengan tangan hampa," ujar Chivu kepada Sky Sport Italia.

"Kami memulai dengan cukup baik, lalu kebobolan, memiliki kekuatan dan keberanian untuk bereaksi, menunjukkan kualitas dan intensitas. Kami bertahan sedikit lebih dalam setelah beberapa saat, sebagian karena lawan pantas dipuji karena berhasil menekan kami."

Sesalkan Masalah Taktis dan Kesalahan Kolektif

Chivu mengisyaratkan bahwa penyesalan terbesar datang dari kegagalan timnya memanfaatkan momen-momen kunci dan mengunci pertahanan sebelum gol telat itu terjadi. Inter sebenarnya mencatatkan Expected Goals (xG) yang lebih tinggi dibandingkan Atletico, menunjukkan bahwa Nerazzurri seharusnya bisa mendapatkan hasil lebih baik.

“Ada beberapa serangan balik yang sayangnya tidak dapat kami manfaatkan sebaik-baiknya,” lanjut Chivu.

“Lalu di menit-menit terakhir, tendangan sudut ini datang tiba-tiba. Kami menempatkan pemain-pemain terbaik kami di kotak penalti untuk permainan bola mati, tinggi badan, dan kemampuan di udara, tetapi kami tetap kebobolan satu gol.

Baca juga: Pulisic dan Maignan Jadi Pahlawan Saat AC Milan Bungkam Inter 1-0

Kekalahan ini menandai kedua kalinya Inter di bawah asuhan Chivu menelan kekalahan beruntun di semua kompetisi, sebuah statistik yang akan menjadi perhatian serius bagi klub yang bertujuan untuk merebut kembali gelar domestik dan melaju jauh di Eropa. 

Chivu menegaskan bahwa meskipun ia melihat banyak hal positif dari segi performa dan semangat juang, hasil adalah yang terpenting.

“Tim ini harus tahu bagaimana bereaksi, menyadari bahwa mereka kuat. Mereka harus memahami momen-momen pertandingan, lebih konkret, lebih klinis, tidak terlalu fokus pada sepak bola indah,” tegasnya.

“Kami bereaksi dengan tekad dan kualitas untuk menyamakan kedudukan, tetapi tidak mampu mempertahankan hasil hingga akhir, atau memanfaatkan serangan balik tersebut untuk memenangkannya.”

Kekalahan ini membuat Inter tetap berada di posisi keempat klasemen Fase Liga Champions, namun kini mereka harus bekerja lebih keras untuk memastikan tiket lolos ke fase knock-out di tiga pertandingan tersisa.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!