Dalam pengakuan yang kuat dan menyentuh, bek andalan tim nasional Inggris dan Manchester City, John Stones, telah mengungkapkan dampak emosional dan fisik dari cedera berulang yang dialaminya. Stones mengaku bahwa perjuangannya selama musim 2024/25 telah membuatnya mempertimbangkan untuk pensiun dari sepak bola.

Bagi seorang pemain yang baru berusia 31 tahun dan berada di puncak kariernya bersama salah satu klub tersukses di dunia, pengakuan ini menyoroti pertempuran mental yang sering tersembunyi di balik gemerlap lapangan hijau.

Akui Nyaris Pensiun

Musim 2024/25 adalah salah satu yang paling membuat frustrasi bagi Stones, di mana ia hanya tampil sebanyak 20 kali di semua kompetisi akibat masalah pergelangan kaki dan hamstring yang terus kambuh. Masalah hamstring khususnya, mengakhiri musimnya lebih awal pada Februari.

Saat berbicara kepada BBC Radio 5 Live, Stones menceritakan betapa beratnya siklus pemulihan dan cedera tanpa henti yang ia hadapi.

"Musim lalu begitu berat bagi saya, sampai pada titik di mana saya memikirkan untuk berhenti," ujar Stones. 

Baca juga: John Stones Pastikan Manchester City Siap Rebut Kembali Gelar Premier League

"Saya sudah merasa cukup dengan berusaha sangat profesional dan mencoba melakukan semua hal dengan benar sebisa saya, tetapi terus menerus tumbang tanpa ada jawaban yang jelas. Itu adalah tempat yang sangat sulit untuk saya berada."

Bagi seorang bek yang menjadi pilar pertahanan, keandalan fisik adalah segalanya. Pengakuan Stones menggarisbawahi tantangan terbesar bagi atlet elite: ketika dedikasi dan profesionalisme tidak berbanding lurus dengan kebugaran.

Pertarungan Mental Melawan Ketidakpastian

Stones menjelaskan bahwa kesulitan terbesar bukan hanya rasa sakit fisik, tetapi keraguan dan ketidakpastian mental yang menyertai cedera berulang. Ia merasa terbebani karena tidak tahu mengapa ia terus cedera meskipun telah melakukan semua hal dengan benar.

"Ada saat di mana Anda tidak tahu mengapa ini terjadi," tambahnya. 

"Dan itu jauh lebih sulit ketika Anda mengerahkan upaya begitu besar, atau Anda sangat profesional, agar bisa bermain dan tersedia.”

“Jika saat itu tiba dan sesuatu terjadi, akan lebih mudah untuk mengatakan 'Saya tidak melakukan X, Y, dan Z, itulah alasannya' – tetapi ketika Anda sudah melakukannya, itu menjadi tantangan mental."

Sejak kedatangannya di Etihad pada tahun 2016, Stones belum pernah mencatatkan lebih dari 27 penampilan Premier League dalam satu musim, sebuah statistik yang menyoroti perjuangan kebugaran jangka panjangnya.

Baca juga: Tak Ada Tempat Bagi Bellingham Dan Foden di Skuad Inggris

Semangat Juang Tidak Pernah Mati

Meskipun sempat terdorong ke ambang pensiun, Stones menemukan kekuatan untuk terus maju, didorong oleh naluri bersaing dan mentalitas pemenang.

"Emosi saya memuncak. Saya tidak berpikir jernih. Saya tidak berpikir jauh di lubuk hati saya akan pernah melakukannya [pensiun]," ia merenung. 

"Beberapa tahun lalu ketika City menginginkan saya untuk tantangan baru, saya berkata 'saya akan berjuang'. Hanya itu yang saya tahu sejak saya kecil—kenapa saya harus berhenti sekarang? Jadi ya, ada semangat juang dalam diri saya dan mentalitas pemenang yang tidak mau berhenti."

Kini, Stones telah kembali bugar dan dipanggil oleh pelatih Inggris Thomas Tuchel untuk skuad terbaru, sebuah sinyal kuat atas nilai dan perannya yang tak tergantikan bagi The Three Lions. Kembalinya ia ke lapangan adalah kisah inspiratif tentang kemenangan atas perjuangan mental, dan penggemar berharap masa-masa sulit itu benar-benar telah berlalu.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!