Gianni Infantino Buka Pintu Piala Dunia Musim Dingin Reguler

Presiden FIFA, Gianni Infantino, kembali mengguncang tatanan sepak bola global. Berbicara di sela-sela Sidang Umum Klub-klub Sepak Bola Eropa (European Football Clubs – EFC) di Roma, tokoh tertinggi FIFA itu mengisyaratkan bahwa masa depan Piala Dunia dan Piala Dunia Antarklub mungkin tidak lagi terikat pada tradisi musim panas di Eropa.
Infantino secara terang-terangan menyerukan agar dunia sepak bola "mempertahankan pikiran terbuka" mengenai pemindahan jadwal turnamen-turnamen besar ke luar slot Juni-Juli yang telah menjadi kebiasaan. Pernyataan ini muncul saat diskusi mengenai kalender pertandingan internasional pasca-2030 sedang memanas, sebuah periode yang akan didominasi oleh kompetisi yang diperluas dan pertimbangan iklim global.
"Kami sudah masuk ke detail yang rumit, kami terus berdiskusi," ujar Infantino. "Ini bukan hanya tentang satu Piala Dunia, ini adalah refleksi umum. Bahkan bermain di beberapa negara Eropa pada bulan Juli, cuacanya sangat, sangat panas."
“Mungkin ada cara untuk mengoptimalkan kalender, tetapi kami sedang mendiskusikannya dan kita lihat saja nanti ketika sudah sampai pada kesimpulan. Kita hanya perlu tetap berpikiran terbuka.”
Realitas Iklim dan Arab Saudi 2034
Keputusan FIFA untuk menyerahkan Piala Dunia 2034 kepada Arab Saudi hampir menjamin bahwa turnamen tersebut akan mengikuti jejak Qatar 2022, yaitu dimainkan pada musim dingin untuk menghindari panas ekstrem musim panas di Timur Tengah.
Infantino menggunakan realitas iklim ini sebagai dasar argumennya, menyiratkan bahwa keterikatan pada jadwal musim panas di Eropa sudah usang.
Baca juga: Meski Banyak Kritik, Infantino Anggap Klub Dunia 2025 Sukses Besar
"Kami memiliki musim panas dan musim dingin, dan di dunia ini, jika Anda ingin bermain pada waktu yang sama di mana-mana, Anda bisa bermain pada Maret atau Oktober—kemungkinan besar karena pada bulan Desember Anda tidak bisa bermain di satu bagian dunia, dan pada bulan Juli Anda tidak bisa bermain di bagian dunia lain," jelasnya.
Menariknya, Infantino bahkan mempertanyakan bagaimana bulan yang dianggap terbaik untuk bermain sepak bola—yaitu Juni—justru tidak banyak digunakan untuk sepak bola klub di Eropa. Ia mengusulkan bahwa mungkin ada cara untuk mengoptimalkan kalender tersebut.
Ekspansi Piala Dunia Antarklub dan Ancaman Perombakan Kalender
Isu penjadwalan ini menjadi sangat sensitif mengingat dorongan FIFA untuk memperluas format turnamen.
Selain rencana Piala Dunia 48 tim, FIFA juga berupaya keras untuk mengembangkan Piala Dunia Antarklub 32 tim, bahkan mengisyaratkan ambisi untuk menjadikannya 48 tim dan menggelarnya setiap dua tahun setelah 2029.
Baca juga: Pemain Dortmund Kepanasan, Kovac Keluhkan Jadwal Kick-off Piala Dunia Antarklub
"Kami sekarang bekerja sama untuk melihat bagaimana kami dapat membuat acara ini lebih baik, lebih besar, lebih berdampak, karena ini akan menguntungkan semua orang," kata Infantino, mengacu pada Piala Dunia Antarklub, sebuah ajang yang telah memicu gugatan hukum dari liga-liga domestik dan serikat pemain yang mengkhawatirkan beban kerja pemain yang berlebihan.
Tuntutan untuk "pikiran terbuka" dari Infantino ini dapat diartikan sebagai persiapan bagi klub dan liga Eropa untuk menerima gangguan jadwal yang lebih teratur—sebuah harga yang harus dibayar demi globalisasi sepak bola dan potensi peningkatan pendapatan turnamen FIFA.
Langkah Infantino ini secara efektif membuka kotak Pandora jadwal pertandingan, memastikan bahwa diskusi mengenai kalender global tidak akan hanya berfokus pada masalah iklim, tetapi juga pada konflik kepentingan antara FIFA dan tatanan sepak bola klub tradisional.