Pelatih kepala Tim Nasional Inggris, Thomas Tuchel, telah menarik garis tegas menjelang dua pertandingan terakhir Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 melawan Serbia dan Albania. Dengan tiket ke Amerika Utara sudah diamankan secara meyakinkan usai meraih enam kemenangan dari enam laga, Tuchel menepis anggapan bahwa dua laga ini akan dijadikan ajang eksperimen, menegaskan bahwa fase pembangunan identitas tim telah berakhir dan kini saatnya memperkuat struktur.

Dalam konferensi pers yang penuh sorotan, Tuchel menyatakan: "Apakah Anda merasa saya melakukan eksperimen di pertandingan terakhir? Kami ingin membangun dan terus melangkah maju. Saya tidak ingin kami melakukan eksperimen di dua camp terakhir, dan kami tidak akan memulainya di camp ini."

Prinsip Kunci: Sistem di Atas Individu

Pernyataan Tuchel ini menggarisbawahi filosofi kerasnya yang menempatkan sistem dan keseimbangan tim di atas nama besar, sebuah prinsip yang telah memicu perdebatan sengit mengenai komposisi skuad.

Secara eksplisit, pelatih asal Jerman itu mengindikasikan bahwa sulit, bahkan mungkin mustahil, untuk menurunkan trisula gelandang serang super-bintang: Harry Kane, Jude Bellingham, dan Phil Foden dalam susunan sebelas awal yang sama di bawah formasi yang ia terapkan.

Baca juga: James Peringatkan Skuad Inggris Soal Suhu Ekstrem di Piala Dunia 2026

"Saat ini, jika kita mempertahankan strukturnya, mereka tidak bisa bermain bersama," tegas Tuchel, mengacu pada kebutuhan Inggris akan keseimbangan di lini tengah.

Sistem The Three Lions yang menggunakan formasi inti dengan peran No. 6, No. 8, No. 10, dan No. 9 yang jelas, berarti bintang-bintang seperti Bellingham dan Foden harus bersaing ketat untuk posisi No. 10, sebuah peran yang dalam beberapa camp terakhir telah diisi dengan cemerlang oleh Morgan Rogers.

Tuchel menekankan bahwa setiap pemain harus bermain di posisi terbaik mereka, bahkan jika itu berarti membuat keputusan sulit dengan mencadangkan pemain bertalenta tinggi. Ini adalah sinyal yang jelas: tidak ada tempat di skuad hanya karena reputasi.

Misi Ganda: Kemenangan & Mentalitas

Meskipun hasil dari dua laga penutup kualifikasi ini tidak lagi menentukan nasib Inggris, Tuchel bersikeras bahwa targetnya adalah meraih dua kemenangan. 

Pertandingan melawan Serbia di Wembley dan tandang ke Albania bukan hanya tentang 90 menit di lapangan, tetapi juga tentang memelihara momentum kemenangan dan mentalitas yang ia tanamkan.

"Kami sudah lolos. Seharusnya tidak masalah karena kami bermain melawan atau bermain untuk standar kami sendiri," ujarnya. "Kami bermain untuk level kami sendiri.

Baca juga: Dapat Panggilan Perdana, Alex Scott Siap Rebut Skuad Utama Inggris

"(Kemenangan 5-0 di Beograd) terutama karena kualitas kami, kami bermain sangat kuat, kami tidak membiarkan mereka bernapas lega. Sekarang ada pelatih baru dengan energi baru, di tim yang sama kuatnya dan sekelompok pemain yang bangga. Dan kami harus melakukannya lagi."

Dengan kembalinya nama-nama besar seperti Bellingham dan Foden, dua laga ini akan menjadi ujian yang sebenarnya: bukan bagi Inggris secara keseluruhan, melainkan bagi para individu untuk membuktikan kesiapan mereka untuk 'menyesuaikan diri' dan berkontribusi pada sistem yang telah dibangun. Waktu untuk mencari tahu sudah selesai; kini saatnya untuk mengkristalkan formasi jelang Piala Dunia.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!