Guehi Siap Hadapi Tantangan Dapatkan Kepercayaan Tuchel

Di bawah naungan manajer yang dikenal kaku dengan meritokrasi dan kolektivitas tim, bek tengah Crystal Palace, Marc Guéhi, telah melakukan apa yang gagal dilakukan oleh talenta-talenta dengan profil lebih tinggi: menanggapi tantangan dan memenangi kepercayaan total dari Thomas Tuchel di Tim Nasional Inggris.
Guéhi, yang tengah menghadapi gejolak besar dalam karier klubnya, muncul sebagai simbol sempurna dari filosofi baru Tuchel. Sang bek meninggalkan isu transfer yang gagal, menanggapi keraguan taktis, dan berdiri sebagai jangkar pertahanan The Three Lions yang kini diakui manajer Jerman itu sebagai tulang punggung tim.
Gejolak Transfer dan Keraguan Awal
Bagi Guéhi, hubungan dengan Tuchel tidak dimulai tanpa tanda tanya. Manajer Inggris saat ini adalah orang yang bertanggung jawab menyetujui penjualan Guéhi dari Chelsea ke Crystal Palace pada tahun 2021.
Keraguan itu kian memuncak saat Tuchel mengabaikannya sebagai starter dalam pertandingan pertamanya melawan Albania pada bulan Maret 2025.
Baca juga: Tuchel Bela Keputusan Tak Panggil Foden dan Bellingham ke Timnas Inggris
Namun, Guéhi, yang dikenal karena ketenangannya yang luar biasa, tidak terpengaruh. "Wajar bagi setiap pemain untuk mempertanyakannya," ujar Guéhi, merujuk pada kedatangan manajer baru. "Manajer baru datang, siapa yang tahu seperti apa tampilan tim ini, siapa yang akan bermain?"
Respons Guéhi? Fokus total.
Dia kembali ke klub, memimpin Crystal Palace meraih kejayaan bersejarah di Piala FA dan Community Shield. Dan ketika bursa transfer musim panas berakhir, ia menunjukkan profesionalisme yang membuat Thomas Tuchel terkesan.
Pada deadline day yang dramatis, kepindahannya ke Liverpool—setelah lulus tes medis—gagal total karena Palace menolak menjualnya tanpa pengganti.
Baca juga: Guehi Sudah Move On usai Gagal Pindah ke Liverpool dari Crystal Palace
Meskipun dikabarkan marah dengan keputusan klub, Guéhi tiba di kamp Inggris berikutnya tanpa membawa kekacauan internal tersebut.
Titik Balik di Beograd
Momen yang menandai titik balik dan mengukuhkan tempatnya adalah saat Inggris bertandang ke Beograd untuk menghadapi Serbia dalam Kualifikasi Piala Dunia. Tuchel mempertahankan Guéhi sebagai starter di dua pertandingan September melawan Andorra dan Serbia.
Guéhi tidak hanya tampil solid, tetapi dalam kemenangan telak 5-0 atas Serbia, bek berusia 25 tahun itu bersinar. Ia membantu menjaga clean sheet dan mencetak gol internasional senior pertamanya.
Bagi Tuchel, penampilan tersebut bukan hanya soal kualitas individu, tetapi tentang karakter. Setelah pertandingan itu, Tuchel memuji beknya sebagai contoh sempurna tentang bagaimana para pemain mengesampingkan kepentingan pribadi mereka.
"Dia adalah rekan setim terbaik yang mungkin ada dan penampilan yang fantastis. Sangat kuat untuk Crystal Palace dan menunjukkannya hari ini di lapangan," puji Tuchel, menyoroti fakta bahwa Guéhi memilih untuk fokus pada tugas tim di tengah ketidakpastian klub yang mengintai.
Baca juga: Gerrard: Generasi Emas Inggris Adalah "Pecundang Egois"
Meritokrasi di Atas Status
Kini, Guéhi telah mendapatkan kembali tempatnya secara reguler dan diundang kembali untuk pertandingan persahabatan melawan Wales dan Kualifikasi Piala Dunia di Latvia (Oktober 2025).
Pemilihan skuad Tuchel pada jeda internasional kali ini mengirimkan pesan yang paling tegas. Ia mempertahankan hampir semua anggota tim yang tampil dominan di Serbia, bahkan mengorbankan nama-nama besar seperti Jude Bellingham dan Phil Foden demi mempertahankan kohesi dan semangat tim.
Dalam konteks ini, mempertahankan Guéhi—bersama dengan pemain yang kinerjanya tinggi tetapi sering diremehkan seperti Ruben Loftus-Cheek—menunjukkan bahwa Tuchel sedang membangun meritokrasi. Tempat di tim Inggris tidak didapatkan dari klub tempat Anda bermain atau nilai transfer Anda, tetapi dari seberapa besar Anda berkontribusi pada tim dan rencana taktis sang manajer.
Guéhi, sang kapten Palace yang tetap tenang di tengah rumor Barcelona, Real Madrid, dan Liverpool, adalah perwujudan sempurna dari pemain yang dicari Tuchel: seseorang yang siap pergi berperang untuk tim nasional, meninggalkan kekhawatiran pribadi di ambang pintu kamp pelatihan.