Gattuso Siap Angkat Kaki Jika Italia Gagal Lolos ke Piala Dunia 2026

Dalam langkah yang sangat mencerminkan intensitasnya yang membara, pelatih Timnas Italia, Gennaro Gattuso, telah menetapkan standar pribadi yang tegas untuk meraih kesuksesan: Lolos ke Piala Dunia FIFA 2026. Menyusul rentetan empat kemenangan berturut-turut yang berujung pada pengamanan tempat play-off, mantan jenderal lapangan tengah itu menegaskan bahwa ia hanya akan menerima pujian jika tujuan utamanya tercapai.
Berbicara setelah kemenangan krusial 3-0 atas Israel di Udine—hasil yang membuat Azzurri mencetak 16 gol dalam empat pertandingan di bawah pengawasannya—Gattuso mengeluarkan ultimatum tanpa kompromi tentang masa depannya:
"Saya akan mengambil kredit jika saya bisa mencapai target; jika tidak, saya akan pindah jauh dari Italia. Saya sudah tinggal cukup jauh, tapi saya akan pergi lebih jauh lagi," kata pelatih Azzurri itu dalam konferensi pers, merujuk pada tuntutan besar dalam peran yang ia emban.
Baca juga: Dua Gol Retegui Kalahkan Israel 3-0, Italia Amankan Jalur Playoff
Pernyataan luar biasa ini memperlihatkan tekanan dan tanggung jawab besar yang ia rasakan dalam memimpin tim nasional yang absen dalam dua edisi terakhir turnamen akbar sepak bola dunia.
Tekanan Besar dalam Tugas Azzurri
Gattuso, yang menggantikan Luciano Spalletti pada bulan Juni, mengakui bahwa perannya adalah perpaduan antara mimpi dan beban ekspektasi.
"Itu adalah impian untuk berada di sini, dan itu benar," ujarnya. "Beberapa orang lebih berpengalaman daripada saya, dan inilah mengapa saya mendapat panggilan ini dengan tanggung jawab besar. Saya harus berterima kasih kepada Federasi, Presiden, dan [Gianluigi] Buffon."
Meskipun statistik penyerangan Italia sangat memukau—sebuah bukti gaya menekan tinggi dan dinamis yang ia terapkan—Gattuso tetap menyadari kerapuhan yang masih ada, terutama celah di lini pertahanan yang terlihat jelas dalam kemenangan "gila" 5-4 atas Israel bulan lalu.
“Kami harus meningkatkan aspek ini; kami tidak boleh mundur saat berada di bawah tekanan. Di situlah kami harus terus berlatih, tetapi saya puas dengan sisanya,” jelasnya.
“Bulan lalu, kami melakukan berbagai hal gila; hari ini, kami melihat tim yang sama sekali berbeda. Kami harus melanjutkan jalur ini dan konsisten.”
Baca juga: Mancini Tegaskan Italia Harus Jadikan Tiap Laga Kualifikasi Sebagai Final
Jalan Berat Menuju Panggung Dunia
Meskipun rekornya 100% kemenangan, posisi Italia tetap genting. Kemenangan atas Israel hanya menjamin tempat di babak play-off yang penuh drama. Meskipun ada peluang matematis untuk mengejar pemimpin Grup I, Norwegia, selisih gol yang jauh menguntungkan tim Erling Haaland dan kolega membuat kualifikasi langsung hampir mustahil.
Bagi Gattuso, yang kariernya dibentuk oleh semangat dan pertarungan, tantangan kini beralih dari perbaikan taktis menjadi pemantapan mentalitas. Ia bersiap untuk pertandingan krusial di bulan November melawan Moldova dan Norwegia, sambil merencanakan rotasi untuk menilai kedalaman skuatnya.
"Mari kita lihat, tentu saja ada beberapa hal untuk memahami level kami. Dan juga karena semua orang berlatih dengan sangat keras, jadi saya ingin melibatkan mereka yang belum banyak bermain," pungkasnya.
"Kami akan sering bepergian, tetapi prinsipnya tetap sama: pintu tim nasional terbuka bagi mereka yang tampil baik."
Gattuso telah mempertaruhkan reputasi pribadinya. Bagi para penggemar Azzurri, bulan-bulan mendatang bukan hanya tentang pertandingan sepak bola, tetapi tentang menyaksikan apakah salah satu ikon Italia yang paling bersemangat ini dapat mengakhiri kekeringan Piala Dunia yang memalukan bagi negaranya. Kegagalan, dalam pikirannya, berarti pengasingan yang dipaksakan sendiri.