Pulisic Akui Sempat Terbaring Mati Sebelum Jadi Pahlawan Milan Lawan Torino
Keajaiban sejati sering kali terlahir dari situasi paling mustahil. Itulah ringkasan dari comeback dramatis AC Milan dalam kemenangan 3-2 atas Torino, sebuah kemenangan yang membawa Rossoneri kembali ke puncak Serie A. Dan sosok pahlawan yang muncul dari bangku cadangan? Christian Pulisic, yang mengaku hanya dua hari sebelumnya ia terbaring mati karena sakit parah.
Pemain sayap asal Amerika Serikat itu, yang dikenal sebagai 'Captain America', mengubah jalannya pertandingan di Stadio Olimpico Grande Torino. Milan tertinggal 0-2 hanya dalam 17 menit, berkat gol dari Nikola Vlašić dan Duvan Zapata, sebelum tembakan roket Adrien Rabiot dari jarak jauh memperkecil ketertinggalan di babak pertama.
Dampak Instan di Tengah Demam
Pulisic bahkan hampir tidak melakukan perjalanan ke Turin. Massimiliano Allegri, yang tengah menjalani skorsing, sempat meragukan kebugaran sang pemain karena ia menderita demam tinggi dan gejala flu. Ia baru bergabung dengan skuad hanya beberapa jam sebelum kick-off.
Baca juga: Brace Pulisic Antar AC Milan Menang Comeback 3-2 Lawan Torino
Namun, pada menit ke-66, Pulisic dimasukkan dari bangku cadangan. Dampaknya sungguh instan dan menakjubkan. Kurang dari satu menit setelah menginjak rumput, Pulisic sudah menyamakan kedudukan. Ia memanfaatkan kemelut di depan gawang dari umpan silang Alexis Saelemaekers, dengan tenang menuntaskan peluang untuk menjadikan skor 2-2.
Kegembiraan sang winger terasa sangat emosional, mengingat perjuangan fisiknya.
"Dua hari lalu saya benar-benar mati di ranjang, tetapi saya merasa jauh lebih baik hari ini dan saya sangat senang bisa datang ke sini dan membantu tim," kata Pulisic kepada Sky Sport Italia.
"Saya tidak tahu kemarin apakah saya bisa bermain, tapi pagi ini saya merasa jauh lebih baik."
Gol Penentu di Menit Kritis
Meski masih berada di bawah bayang-bayang kelelahan dan pemulihan, aksi Pulisic belum selesai. Pada menit ke-77, ia kembali mencetak gol. Menyambut umpan silang mendatar yang sempurna, ia melepaskan tembakan klinis melewati kiper Torino, Franco Israel, untuk menyelesaikan comeback yang luar biasa. Skor 3-2 bertahan hingga peluit akhir.
Brace cepat ini, yang hanya berselang sepuluh menit, menegaskan status Pulisic sebagai salah satu pemain paling krusial Milan musim ini. Ia kini telah mencatatkan sembilan gol di semua kompetisi, menjadikannya pencetak gol terbanyak tim.
Baca juga: Pulisic Ingin Ikuti Jejak Modric Miliki Karier Panjang
Kemenangan ini tidak hanya menunjukkan mental baja Milan, tetapi juga memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka. Setelah kalah di laga perdana musim ini, Rossoneri tidak terkalahkan dalam 13 pertandingan hingga saat ini di liga, sekaligus merebut kembali tahta Serie A.
Bagi Milan, kemenangan ini lebih dari sekadar tiga poin; ini adalah pernyataan. Pulisic, yang memilih untuk mengesampingkan penyakitnya demi tim, melambangkan mentalitas yang Allegri dan staf pelatih tanamkan.
"Saya lebih bahagia dengan kemenangan ini daripada golnya, sejujurnya," tutup Pulisic, menekankan fokusnya pada tujuan kolektif di tengah persaingan Scudetto yang ketat.