Laga klasik Serie A antara dua raksasa, Juventus dan AC Milan, yang berakhir tanpa gol di Allianz Stadium pada Senin (6/10) dini hari WIB menyisakan rasa pahit, bukan hanya bagi para tifosi, tetapi juga bagi seorang legenda yang pernah menukangi kedua tim, Fabio Capello.

Capello, yang dikenal dengan kejujuran dan kritiknya yang pedas, tidak menyembunyikan kekecewaannya. Ia secara terang-terangan menyebut pertunjukan yang disajikan oleh Bianconeri dan Rossoneri sebagai tontonan yang jauh dari kata spektakuler.

Babak Pertama Membosankan

Berbicara kepada media Italia pasca pertandingan, "Don Fabio" melancarkan serangan terhadap mentalitas bermain kedua tim, terutama di paruh pertama.

"Juve-Milan bukanlah pertunjukan yang bagus," ujar Capello tanpa basa-basi. "Babak pertama sangat membosankan. Kedua tim tidak punya keberanian untuk mengambil risiko apa pun."

Baca juga: Penalti Pulisic Melambung, Juventus dan AC Milan Berbagi Angka 0-0

Mantan pelatih Timnas Inggris itu merasa bahwa duel grande partita ini—yang seharusnya menjadi panggung intensitas dan kualitas teknik—justru diwarnai dengan kehati-hatian yang berlebihan, seolah-olah kedua tim lebih takut kalah daripada berambisi untuk menang.

Kritik Tajam untuk Minimnya Risiko

Capello, yang membawa Milan meraih empat Scudetto dan satu Liga Champions, serta memimpin Juventus menuju dua gelar liga yang akhirnya dicabut karena skandal Calciopoli, menekankan bahwa pertandingan dari dua tim sekelas ini seharusnya menyajikan tontonan yang jauh lebih baik.

"Kami memang melihat sedikit peningkatan di babak kedua. Tetapi dari dua tim seperti itu, kami mengharapkan lebih banyak tontonan,” tegasnya.

Kritik Capello berakar pada kurangnya inisiatif dan kemauan untuk mengambil risiko vertikal di sepertiga akhir lapangan, yang membuat permainan menjadi stagnan dan mudah ditebak. 

Hasil imbang 0-0 ini menjadi pukulan telak bagi Juventus, yang kini mencatat lima hasil imbang beruntun di semua kompetisi, sebuah rekor yang membuat mereka disoraki oleh pendukung sendiri saat peluit panjang berbunyi. Capello menilai reaksi suporter tersebut sangat wajar.

"Mereka semua dicemooh di akhir laga, dan itu memang pantas," tambahnya, membenarkan frustrasi publik Turin terhadap performa tim asuhan Igor Tudor yang kini tertahan di papan tengah atas.

Baca juga: Capello Puji Yildiz, Tapi Beri Peringatan Keras kepada Juventus

Milan Kehilangan Peluang Emas

Di kubu Milan, hasil imbang ini adalah peluang emas yang terbuang. Mereka gagal memanfaatkan kesempatan untuk kembali ke puncak klasemen sebelum jeda internasional. 

Padahal, Rossoneri sempat mendapatkan peluang emas, termasuk tendangan penalti yang gagal dieksekusi oleh Christian Pulisic, serta peluang di menit akhir dari Rafael Leão yang melebar tipis.

Bagi Capello, pertarungan antara dua raksasa ini hanya menegaskan bahwa kedua tim—di era modern ini—masih diliputi keraguan dan terlalu enggan untuk meninggalkan zona nyaman, sebuah filosofi yang kontras dengan etos menyerang dan keberanian yang ia tanamkan selama masa kejayaannya.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!