Pendekatan Baru untuk Bangkitkan Leicester

Ruud van Nistelrooy, yang kini menjadi manajer Leicester City, membawa filosofi yang terinspirasi dari para pelatih hebat seperti Sir Alex Ferguson, Carlo Ancelotti, dan Sir Bobby Robson. Dengan Leicester berada di ambang zona degradasi, Van Nistelrooy mengutamakan disiplin dan rasa hormat timbal balik sebagai dasar kerja sama dengan para pemainnya.

Van Nistelrooy mengatakan, “Rasa hormat adalah kunci utama. Saya belajar banyak dari pelatih hebat yang pernah membimbing saya. Hal pertama yang saya pastikan sebelum menerima pekerjaan ini adalah karakter pemain, dan dari informasi yang saya dapatkan, mereka adalah kelompok yang baik.”

Pelajaran dari Karier yang Penuh Perjuangan

Mantan striker Manchester United ini juga menarik pelajaran dari kariernya yang dimulai dengan kesulitan besar di Belanda. “Saya pernah bermain di klub kecil seperti FC Den Bosch, di mana kami harus berjuang untuk setiap poin. Filosofi itu yang kini saya terapkan sebagai manajer,” ujarnya.

Van Nistelrooy percaya bahwa perjuangan dan kerja keras adalah kunci untuk membalikkan keadaan di Leicester. “Kami harus menunjukkan semangat, komitmen, dan energi. Fans punya hak untuk marah ketika kami tampil buruk, tapi kami harus menjawab dengan kerja keras dan performa yang lebih baik.”

Membangun Kembali Spirit Tim

Langkah pertama Van Nistelrooy adalah bertemu langsung dengan para pemain dalam 24 jam setelah kekalahan 4-1 dari Brentford. Ia bertekad untuk membangun kembali kepercayaan diri tim dan menyusun rencana jelas untuk meraih hasil positif.

Ia juga memberikan pujian kepada Jamie Vardy, striker veteran yang dulu memecahkan rekor gol Van Nistelrooy di Premier League. “Jamie adalah striker luar biasa yang telah memberikan banyak hal untuk klub ini. Memilikinya di skuad adalah keuntungan besar,” katanya.

Dengan pendekatan disiplin dan semangat juang yang baru, Van Nistelrooy berharap Leicester bisa keluar dari masa sulit ini dan kembali bersaing di Premier League.