Kapten Inter Milan Lautaro Martinez mengakui menangis selama dua hari setelah dirinya terancam gagal membela Nerazzurri di leg kedua semifinal Champions League melawan Barcelona, Rabu (7/5) dini hari WIB.

Inter Milan pun akhirnya mengalahkan Barcelona 4-3 setelah babak tambahan waktu di San Siro. Kemenangan tersebut memastikan kemenangan agregat 7-6, yang membawa Inter ke final di Munich, di mana mereka akan menghadapi Paris Saint-Germain atau Arsenal. 

Martinez Cedera di Leg Pertama, Jadi Pahlawan di Leg Kedua

Meski meraih hasil positif di kandang Barcelona pada leg pertama dengan skor 3-3, pelatih Inter Simone Inzaghi memiliki kekhawatiran soal cedera Martinez, kapten dan talisman mereka.

Setelah mengeluh kesakitan pada akhir babak pertama, Inzaghi terpaksa mengganti penyerang Argentina tersebut yang tidak bisa melanjutkan permainan usai turun minum.

Martinez pun akhirnya menjadi starter pada leg kedua dan menjadi pahlawan bagi Inter. Ia mencetak gol pembuka pada laga tersebut, lalu memenangkan penalti karena tekel dari Pau Cubarsi.

Sempat Menangis Dua Hari

Meski menjadi pahlawan, Martinez memiliki ketakutan dirinya tidak akan bisa membela tim kesayangannya tersebut karena cedera. Akhirnya Martinez pun bisa bermain, walaupun tidak dalam kondisi 100 persen.

"Saya merasakan nyeri di kaki dan dua hari pertama saya hanya duduk di rumah sambil menangis, tetapi kami bekerja sama dengan staf dan saya berhasil pulih, meskipun saya belum pulih 100 persen," kata Martinez kepada Sky Sport Italia.

"Beginilah cara saya menikmati sepak bola, Anda harus memberikan segalanya dalam pertandingan ini. Saya berjanji kepada keluarga saya bahwa saya akan turun ke lapangan hari ini."

Baca juga: Barcelona Tersingkir di UCL, Pedri Desak UEFA Selidiki Wasit

Barcelona Tersingkir dalam Drama Tujuh Gol

Inter yang bermain imbang 3–3 di leg pertama, memulai pertandingan dengan agresif. Lautaro Martínez membuka skor pada menit ke-21, menyelesaikan serangan balik cepat. 

Tepat sebelum turun minum, Hakan Çalhanoğlu menggandakan keunggulan dari titik penalti setelah tinjauan VAR mengonfirmasi pelanggaran di kotak penalti setelah Martinez dijatuhkan oleh Pau Cubarsi di kotak terlarang.

Barcelona merespons dengan tekad kuat untuk mengejar ketertinggalan. Eric García melepaskan tendangan voli ke gawang pada menit ke-54, dan enam menit kemudian, Dani Olmo menyundul bola untuk menyamakan kedudukan. 

Pada menit ke-87, Raphinha melengkapi kemenangan, membawa Barcelona unggul 3-2 pada malam itu dan agregat 6-5. 

Menjelang akhir pertandingan, Inter terus menekan. Pada menit ketiga waktu tambahan, Francesco Acerbi mencetak gol pertamanya di Eropa, menyamakan skor agregat menjadi 6-6 dan membawa pertandingan ke perpanjangan waktu. 

Pada menit ke-99, pemain pengganti Davide Frattesi melepaskan tembakan melengkung ke sudut bawah gawang, mengembalikan keunggulan Inter. 

Bangga dengan Skuad Inter

Martinez pun bangga dengan usaha keras rekan timnya yang berjuang hingga akhir pertandingan untuk lolos ke final Champions League kedua dalam tiga tahun terakhir.

Setelah penyerang 27 tahun ini ditarik keluar pada menit ke-71 dan digantikan dengan Mehdi Taremi, Martinez tidak bisa membantu timnya bangkit dan mempertahankan keunggulan.

“Saya punya banyak pikiran dalam diri saya. Kami menghadapi tim yang kuat, tetapi Inter telah meningkatkan level selama empat atau lima tahun, setiap tahun, dan kami bangga,” katanya.

“Tim ini tidak pernah menyerah, dan stadionnya luar biasa dengan para penggemar ini.”

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!