Ditahan Imbang 2-2, Garnacho Selamatkan Chelsea dari Kekalahan Lawan Qarabag
Chelsea harus berterima kasih kepada sang pemain pengganti, Alejandro Garnacho, setelah ia menyamakan kedudukan 2-2 melawan tim kuda hitam Liga Champions, Qarabag FK, dalam laga fase liga yang penuh gejolak di Stadion Tofiq Bahramov, Kamis (6/11) dini hari WIB.
Hasil imbang ini mungkin menyelamatkan satu poin bagi The Blues dari rasa malu yang mendalam, tetapi juga menyoroti inkonsistensi pertahanan dan kesulitan manajer Enzo Maresca dalam menyeimbangkan rotasi pemain di tengah jadwal padat.
Keunggulan Berubah Bencana
Chelsea sejatinya memulai pertandingan di Azerbaijan dengan menjanjikan. Dengan tujuh perubahan dari starting XI sebelumnya, Maresca menaruh kepercayaan pada talenta muda.
Gol pembuka datang pada menit ke-16, dan itu sepenuhnya hasil karya pemain muda Brasil. Estêvão Willian menerima umpan cerdik dari Andrey Santos, memotong ke dalam dari sayap kanan, dan melepaskan tembakan mendatar ke tiang dekat, mencetak gol Liga Champions keduanya secara beruntun.
Baca juga: Pedro Akhiri Paceklik Gol, Chelsea Bungkam Tottenham 1-0
Namun, keunggulan itu dengan cepat menguap. Lini belakang Chelsea yang dihuni Tosin Adarabioyo dan Jorrel Hato tampak goyah di bawah tekanan fisik Qarabag.
Pada menit ke-29, Leandro Andrade menyamakan kedudukan. Berawal dari penetrasi Camilo Durán yang tembakannya membentur tiang, bola muntah disambut dengan tendangan voli keras oleh Andrade, yang membuat skor menjadi 1-1.
Tragedi pertahanan Chelsea mencapai puncaknya sepuluh menit kemudian. Hato divonis melakukan handball saat mencoba memblok umpan silang. Kapten Qarabag, Marko Jankovic, sukses mengonversi penalti, membalikkan keadaan menjadi 2-1 untuk tuan rumah sebelum jeda.
Pertandingan ini juga diwarnai insiden cedera dini bagi Roméo Lavia, yang harus ditarik keluar hanya tujuh menit setelah kick-off dan digantikan oleh Moises Caicedo, mengacaukan rencana rotasi Maresca.
Garnacho Datang, Samakan Kedudukan
Menyadari bahwa timnya berada di ambang kekalahan yang akan merusak perjalanan di Eropa mereka, Enzo Maresca melakukan perubahan radikal di babak pertama. Ia memasukkan tiga pemain kunci: Enzo Fernández, Liam Delap, dan Alejandro Garnacho menggantikan Andrey Santos, Jamie Gittens, dan Tyrique George.
Perubahan ini memberikan dampak instan. Hanya delapan menit setelah restart, Garnacho menunjukkan naluri golnya. Setelah serangkaian tekanan, pemain Argentina itu menyambar bola liar di tepi kotak penalti dan melepaskan tembakan kaki kiri mendatar yang tak mampu dijangkau kiper Mateusz Kochalski, membuat skor menjadi 2-2.
Baca juga: Maresca Murka, Semprot Kartu Merah Delap usai Menang di Carabao Cup
Di sisa babak kedua, Chelsea mendominasi penguasaan bola dan menciptakan peluang lebih baik, terutama melalui tusukan Estêvão dan kreativitas Fernández. Garnacho nyaris menjadi pahlawan di masa injury time, tetapi tembakannya berhasil dimentahkan oleh Kochalski.
Pada akhirnya, Qarabag berhasil mempertahankan rekor kandang tak terkalahkan mereka di Liga Champions musim ini, sementara Chelsea harus puas berbagi poin.
Keputusan Maresca Dipertanyakan
Manajer Enzo Maresca mengakui adanya kesalahan. "Di kotak penalti kami, kami kebobolan dua gol yang sebenarnya bisa kami hindari. Di kotak penalti mereka, mengingat berapa kali kami sampai di sana, kami perlu sedikit lebih klinis,” katanya.
“Kami memulai dengan cara yang benar, kami mencetak gol, lalu kebobolan dua gol konyol. Qarabag menekan dengan baik, tetapi kami juga menciptakan banyak peluang dalam upaya membangun serangan. Ada beberapa hal yang bisa kami tingkatkan, tetapi secara keseluruhan kami juga melakukan beberapa hal yang baik.”
Hasil ini meninggalkan Chelsea dengan tujuh poin dari empat pertandingan, sejajar dengan Qarabag, dan menipiskan harapan mereka untuk mengamankan posisi delapan besar secara otomatis.
Perjalanan panjang dan tantangan yang lebih sulit, termasuk melawan Barcelona, menanti The Blues. Malam di Baku ini adalah peringatan keras bahwa talenta muda harus diimbangi dengan soliditas dan konsistensi, sebuah pelajaran yang harus segera dipelajari di Stamford Bridge.