Kapten Napoli, Giovanni Di Lorenzo, menyampaikan penilaian yang sangat jujur mengenai masalah mendalam timnya menyusul kekalahan memalukan 6-2 dari PSV Eindhoven di Liga Champions UEFA pada Rabu (22/10). 

Dalam sebuah malam yang akan menghantui para pendukung Partenopei, juara bertahan Serie A itu dibongkar habis di Belanda, dan sang pemimpin tim tak ragu meluapkan kekecewaannya, mengakui bahwa tim telah kehilangan keseimbangan dan menderita kerapuhan mental yang parah dibandingkan dengan soliditas mereka musim lalu.

Berbicara kepada media setelah peluit akhir, frustrasi bek kanan itu terasa jelas, komentarnya menembus udara seperti serangan PSV yang tak terhadang.

"Ini adalah malam yang mengerikan. Kami harus berhenti, merenung, dan menganalisis apa yang terjadi di luar sana," ujar Di Lorenzo. 

"Kami merasa rapuh saat ini, kebalikan dari musim lalu ketika kami begitu solid, begitu kompak."

Krisis Kepercayaan Diri dan Kekompakan

Pertandingan itu sendiri adalah kisah dua tim dengan kondisi mental yang sangat berbeda. 

Meskipun Napoli sempat unggul terlebih dahulu melalui Scott McTominay, struktur pertahanan mereka menguap dengan kecepatan yang mengkhawatirkan. 

Baca juga: PSV Menang Comeback dan Hancurkan Napoli 6-2

Gol bunuh diri dan serangan cepat dari Ismael Saibari membawa PSV unggul sebelum jeda, dan babak kedua menyaksikan keruntuhan total, ditandai dengan dua gol dari Dennis Man, kartu merah untuk Lorenzo Lucca, dan dua gol lagi yang bersarang di gawang mereka di menit-menit akhir.

Di Lorenzo menunjuk pada hilangnya tekad pertahanan khas mereka sebagai masalah utama.

"Kami telah kehilangan keseimbangan—keinginan untuk tidak kebobolan, mentalitas defensif itu," akunya. "Memang benar kami mencoba sesuatu yang baru dalam serangan, tetapi kami kebobolan gol yang seharusnya tidak pernah terjadi. Kami semua harus mempertanyakan diri sendiri."

Kata-kata sang kapten mencerminkan perubahan yang meresahkan dari unit pertahanan yang hampir tak tertembus yang membawa mereka meraih gelar Liga Italia musim lalu. 

Begitu mudahnya PSV membelah barisan pertahanan Napoli—mencetak enam gol dari hanya delapan tembakan tepat sasaran—menunjukkan kemerosotan struktural dan psikologis yang mendalam.

"Saat ini rasanya lawan bisa melukai kami kapan saja. Itu harus segera diubah," tegas Di Lorenzo. Sentimen ini adalah pengakuan pahit bahwa aura dominasi dan kontrol yang mendefinisikan kampanye bersejarah mereka telah lenyap.

Jalan di Depan

Kekalahan telak ini meninggalkan Napoli dengan pertanyaan serius, baik di liga domestik maupun di Eropa. 

Selisih kekalahan bukan hanya anomali statistik; ini adalah panggilan yang melampaui taktik atau pergantian pelatih. Ini berbicara tentang krisis kepercayaan diri yang mendalam dan hilangnya kemauan kolektif yang membuat mereka begitu tangguh.

Baca juga: Lupakan Kekalahan di Serie A, Conte Siap Bawa Napoli Bangkit Lawan PSV

Dengan meningkatnya tekanan dan standar musim lalu yang kini menjadi tolok ukur yang menyakitkan, Azzurri harus menemukan cara untuk mengembalikan soliditas pertahanan dan ketangguhan mental mereka. 

Pengakuan Di Lorenzo yang blak-blakan ini adalah langkah pertama yang menyakitkan, tetapi tugas berat untuk memulihkan kepercayaan dan keseimbangan sang juara bertahan dimulai sekarang.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!