Chivu Tak Puas Setelah Inter Susah Payah Taklukkan Kairat 2-1
Inter Milan mempertahankan rekor kemenangan 100% mereka di fase liga Liga Champions 2025/26 dengan mengalahkan tim debutan asal Kazakhstan, Kairat Almaty, 2-1 di San Siro pada Kamis (6/11) dini hari WIB. Namun, alih-alih merayakan tiga poin, pelatih Nerazzurri, Cristian Chivu, kecewa dengan penampilan yang ditunjukkan anak asuhnya..
Chivu tidak puas dengan penampilan timnya, bahkan menyalahkan dirinya sendiri karena gagal menanamkan mentalitas dan urgensi yang tepat kepada para pemain menjelang pertandingan yang di atas kertas seharusnya mudah.
"Kami butuh waktu hingga akhir babak pertama untuk memecah kebuntuan. Saya bertanggung jawab, karena jelas sebagai pelatih saya tidak mampu menunjukkan mentalitas yang tepat," ujar Chivu kepada Sky Sport Italia.
"Saya tidak mampu menunjukkan sikap yang tepat kepada mereka, yang sangat penting dalam pertandingan seperti ini. Di saat yang sama, saya menyadari kami bermain setiap tiga hari, tetapi kami seharusnya bisa bermain lebih baik dan kami harus bermain lebih baik lagi."
Hantu Masa Lalu Muncul di San Siro
Inter unggul lebih dulu melalui gol dari kapten Lautaro Martinez tepat sebelum jeda. Namun, Kairat menunjukkan semangat juang yang luar biasa dan berhasil menyamakan kedudukan melalui sundulan bek Ofri Arad pada menit ke-55, sekaligus menjadi gol kebobolan pertama Inter di Liga Champions musim ini.
Gol penentu kemenangan baru tercipta di menit ke-67 melalui tembakan jarak jauh yang brilian dari bek sayap Carlos Augusto, yang menyelamatkan muka Inter dan mengamankan tiga poin.
Baca juga: Inter Pertahankan Rekor Sempurna Usai Kalahkan Kairat Almaty 2-1
Kualitas permainan Inter yang lamban, kurangnya ketajaman dalam penyelesaian akhir, dan kesulitan untuk membuka pertahanan Kairat menjadi fokus kritik Chivu. Ia bahkan teringat pada pengalaman masa lalunya sebagai pemain.
"Pada akhirnya, saya akan mengambil tiga poin, itu bagus untuk klasemen, mengingat tingkat kesulitan empat pertandingan terakhir dalam daftar pertandingan lebih berat daripada yang kami hadapi sejauh ini. Tidak ada pertandingan Liga Champions yang mudah, meskipun di atas kertas tim lawan mungkin terlihat lebih lemah,” jelas Chivu.
"Saya harus bekerja lebih keras, bukan para pemain. Saya harus menemukan kata-kata dan motivasi yang tepat untuk meningkatkan konsentrasi dan sikap mereka. Saya mengambil tanggung jawab itu dan jelas harus melakukan lebih dari yang saya lakukan dalam mempersiapkan pertandingan ini beberapa hari terakhir."
Pujian untuk Lautaro
Meskipun menyalahkan dirinya sendiri atas kurangnya sikap yang benar, Chivu tetap memuji performa Lautaro Martinez, yang ia putuskan untuk dimainkan selama 45 menit pertama guna membantu mengakhiri tren negatifnya.
"Sudah disepakati dia hanya akan bermain di babak pertama. Penting untuk memberinya kesempatan memimpin tim di babak pertama, dia juga berhasil mencetak gol setelah beberapa orang mencoba membuat masalah di sekitarnya dengan tidak mencetak gol selama beberapa pertandingan," jelas Chivu.
Baca juga: Akhir Sebuah Era: Inter dan Milan Ambil Alih San Siro, Siap Bongkar Stadion Ikonik
"Dia menginspirasi mereka sebagai kapten, dia melakukan apa yang perlu dia lakukan, lalu setelah gol itu kami memutuskan dia harus beristirahat. Lagipula, dia hampir selalu bermain selama enam pertandingan terakhir."
Kemenangan ini memang membuat Inter mencatatkan sejarah, memenangkan empat pertandingan pertama mereka di fase liga Liga Champions untuk pertama kalinya.
Namun, peringatan keras dari sang pelatih memastikan bahwa tidak ada ruang untuk perayaan berlebihan menjelang pertandingan Serie A yang lebih menantang melawan Lazio akhir pekan ini.