Bintang Manchester United yang sedang dipinjamkan ke Barcelona, Marcus Rashford, secara blak-blakan mengungkapkan analisisnya mengenai penyebab utama keterpurukan klub masa kecilnya. 

Dalam sebuah wawancara, Rashford menyoroti rentetan pergantian manajer dan filosofi yang tidak konsisten sebagai akar masalah yang membuat Setan Merah berada di "tanah tak bertuan".

Rashford Blak-Blakan

Berbicara di podcast The Rest is Football, penyerang berusia 27 tahun itu menyatakan bahwa Manchester United belum pernah memulai transisi yang sebenarnya. 

Ia membandingkan situasi klubnya dengan rival abadi, Liverpool, yang sukses di bawah kepemimpinan Jürgen Klopp. 

"Orang bilang kita sudah bertransisi selama bertahun-tahun, tapi untuk bertransisi, kita harus memulainya. Transisi yang sebenarnya belum dimulai," kata Rashford.

"Ketika Liverpool melewati masa-masa sulit ini, mereka mendapatkan Klopp dan mereka tetap mempertahankannya. Mereka tidak menang di awal, orang-orang hanya mengingat tahun-tahun terakhirnya ketika ia berkompetisi dengan (Manchester) City dan memenangkan trofi-trofi terbesar."

Baca juga: Marcus Rashford Resmi Gabung Barcelona dengan Status Pinjaman

Rencana Jangka Panjang Jadi Kunci

Rashford menekankan bahwa untuk mencapai kesuksesan jangka panjang, sebuah klub harus memiliki rencana dan mematuhinya. 

Ini adalah sesuatu yang ia yakini hilang di Old Trafford sejak era Sir Alex Ferguson berakhir. "Ketika Ferguson menjabat, tidak hanya ada prinsip untuk tim utama, tetapi juga untuk seluruh akademi," jelasnya. 

“Mereka semua paham prinsip bermain ala Manchester United. Tim mana pun yang sukses dalam kurun waktu tertentu, pasti punya prinsip yang berarti pelatih atau pemain mana pun yang datang harus menyelaraskan atau menambahkan prinsip tersebut.”

Baca juga: Maguire Ungkap Beratnya Tekanan Main untuk Manchester United

United Gonta-Ganti Pelatih

Sejak Ferguson pensiun pada 2013, Manchester United telah dipimpin oleh serangkaian manajer dengan filosofi yang sangat berbeda—dari David Moyes, Louis van Gaal, José Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, Erik ten Hag, hingga Ruben Amorim saat ini. 

Perubahan haluan taktik yang konstan ini, menurut Rashford, telah menciptakan ketidakjelasan. “Untuk memulai transisi, Anda harus membuat rencana dan menaatinya,” tambahnya.

“Di sinilah saya berbicara tentang bersikap realistis tentang situasi Anda. Kita telah memiliki begitu banyak manajer, ide, dan strategi yang berbeda untuk menang sehingga Anda berakhir di posisi yang sulit.”

Baca juga: Yoro Sebut Manchester United Siap Balas Dendam Musim Depan

Komentar ini muncul setelah Rashford tidak masuk dalam rencana manajer Ruben Amorim, yang berujung pada peminjaman dirinya ke Aston Villa musim lalu, sebelum akhirnya pindah ke Barcelona. 

Meskipun menegaskan tidak ada dendam, kritik Rashford ini menyoroti perpecahan filosofis yang semakin dalam di klub. Waktunya di luar Manchester United memberinya perspektif baru yang menyakitkan namun jujur, menggarisbawahi tantangan besar yang dihadapi klub dalam upaya mereka untuk kembali ke puncak.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!