Harry Maguire, bek sentral Manchester United, secara blak-blakan mengakui bahwa tekanan yang ia hadapi di level klub jauh lebih besar dibandingkan saat membela tim nasional Inggris. 

Dalam sebuah wawancara jujur di podcast Rio Ferdinand Presents, Maguire menyebut intensitas sorotan yang ekstrem terhadap Manchester United disebabkan oleh kebencian meluas dari rival-rival di seluruh Inggris.

Tekanan Beda Bela MU dan Inggris

Maguire telah menjadi subjek kritik pedas dari berbagai pihak selama beberapa musim terakhir di Old Trafford, yang sering kali kontras dengan penampilannya yang solid dan andal bersama The Three Lions. 

Perbedaan performa ini sering menjadi misteri bagi para pengamat, dan kini sang pemain sendiri memberikan penjelasan yang gamblang.

"Saya rasa pengawasan terhadap Manchester United jauh lebih besar karena banyak orang di negara ini yang membenci kami—dan itu adalah fakta," ujar Maguire. 

"Semua orang di Premier League tidak menyukai Manchester United dan mereka tidak ingin melihat kami sukses. Jadi, saya rasa ada pengawasan yang lebih ketat di Manchester United, sementara di Inggris, semua orang bersatu."

"Kami punya pemain yang datang dari Chelsea - Juan [Mata], Nemanja [Matic], semua pemain itu. Besarnya pengawasan dan tekanan [di Man Utd] yang mereka bicarakan kepada saya... liganya memang berbeda. Skalanya benar-benar berbeda."

Baca juga: Lewandowski Beberkan Nyaris Gabung Manchester United

Momen Terberat

United baru saja mengakhiri musim terburuk mereka di era Premier League dengan finis di posisi ke-15.

Tim asuhan Ruben Amorim hanya meraih 42 poin di Premier League. Meski berhasil mencapai final Liga Europa memberi Amorim dan para pemainnya kesempatan untuk memperbaiki performa mereka, tetapi kekalahan 1-0 dari Tottenham Hotspur di partai puncak.

Maguire yang menjadi bek termahal saat didatangkan dari Leicester City, mengungkapkan soal momen terburuknya saat ini.

"Momen tersulit saya? Ya, saya mengalami enam bulan yang buruk, di mana semua yang saya lakukan dilakukan secara online dan video tentang saya, umpan-umpan yang salah sasaran, saya rasa itu sampai pada tahap di mana semua yang saya unggah kurang lebih hanya untuk klik," ujarnya.

"Saya bisa menerima kritik yang membangun dari pemain atau mantan pemain, tetapi saya rasa itu sampai pada tahap di mana semuanya hanya untuk klik dan pengikut, dan hal-hal seperti itu."

"Momen tersulit secara pribadi mungkin ketika saya dicemooh oleh Skotlandia saat bermain untuk Inggris. Saat masuk ke lapangan, mereka mungkin mengira itu hanya candaan, tetapi itu sampai pada tahap di mana saya pikir orang-orang menyadari bahwa itu sudah melewati batas candaan.”

"Saat itulah momen yang benar-benar berubah, dan saya mendapat banyak dukungan dan orang-orang menghubungi saya. Saya sangat menghargai itu."

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!