Dari bangku cadangan klub Eredivisie hingga menjadi penjaga gawang utama di panggung Piala Dunia, kisah Andries Noppert adalah salah satu taruhan paling berani dan tak terduga dalam sejarah tim nasional Belanda—dan itu nyaris berhasil.

Ketika Louis van Gaal mengumumkan skuadnya untuk Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar, sorotan tajam langsung tertuju pada posisi penjaga gawang. Van Gaal, dengan reputasinya sebagai seorang jenderal yang tak terduga, kembali melakukan kejutan yang mengejutkan banyak pengamat. 

Ia mencoret kiper yang sebelumnya menjadi pilihan utama, Jasper Cillessen, dan memilih trio yang sangat minim pengalaman internasional, yaitu Justin Bijlow (Feyenoord), Remko Pasveer (Ajax), dan Andries Noppert (Heerenveen).

Namun, kejutan terbesar belum datang.

Kebangkitan Sang 'Pencakar Langit'

Hanya beberapa hari sebelum pertandingan pembuka melawan Senegal, Van Gaal menunjuk Andries Noppert sebagai kiper utama. Keputusan itu sensasional.

Noppert, yang dijuluki Il Grattacielo (Si Pencakar Langit) karena tingginya yang menjulang, yaitu 2,03 meter, adalah seorang pemain yang baru dua tahun sebelumnya sempat mempertimbangkan untuk berhenti dari sepak bola dan menjadi petugas polisi. Ia belum pernah sekalipun mencatatkan penampilan untuk tim nasional senior Belanda.

Baca juga: Pemain Argentina Piala Dunia 2022

Di usianya yang ke-28, debut internasional pertamanya terjadi di panggung terbesar sepak bola—Piala Dunia.

Panggung Awal: Noppert tampil tenang dan menunjukkan komando yang meyakinkan di area penaltinya. Ia mengakhiri fase grup dengan dua clean sheet dalam tiga pertandingan, membantu Belanda memuncaki Grup A. Posturnya yang besar terbukti menjadi kehadiran yang mengintimidasi, memenuhi kepercayaan yang diberikan oleh Van Gaal.

Peran di Sistem Van Gaal: Kiper di bawah Van Gaal harus mahir dalam mendistribusikan bola, tetapi kekuatan utama Noppert adalah di bawah mistar gawang. Selama turnamen, ia menjadi pemain yang tenang dan andal, membuat penyelamatan penting saat dibutuhkan dan mengendalikan kotak penalti dengan baik.

Titik Puncak dan Akhir yang Pahit

Laju Belanda yang tak terkalahkan membawa mereka melaju hingga perempat final, di mana mereka menghadapi lawan klasik mereka, Argentina, dalam salah satu pertandingan paling dramatis di turnamen itu—The Battle of Lusail.

Meskipun Lionel Messi mencetak gol penalti, Noppert tampil solid selama 120 menit permainan yang intens. Ia menjaga timnya tetap dalam pertarungan, terutama saat Oranje melakukan kebangkitan yang heroik untuk menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di menit-menit akhir.

Baca juga: Kiper Terbaik Piala Dunia 2022

Seperti yang sering terjadi pada tim Belanda di fase knockout, nasib ditentukan melalui adu penalti. Ironisnya, di sini lah kisah Noppert menemui akhir yang pahit. Meskipun memiliki fisik yang menjulang tinggi, dan mencoba memainkan perang urat saraf di bawah mistar gawang, Noppert tidak berhasil menepis satu pun dari lima tendangan penalti Argentina, sementara kiper Argentina, Emiliano Martínez, menjadi pahlawan dengan menggagalkan dua eksekutor Belanda.

Kekalahan itu mengakhiri perjalanan turnamen yang luar biasa bagi Noppert. Ia memulai turnamen tanpa cap internasional dan menyelesaikannya dengan lima penampilan Piala Dunia, dua clean sheet, dan satu tempat permanen dalam sejarah unik kiper tim nasional Belanda. 

Taruhan Louis van Gaal mungkin tidak membuahkan trofi, tetapi berhasil memperkenalkan kiper yang hampir putus asa ini kepada dunia.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!