Piala Dunia 2022 di Qatar adalah turnamen yang penuh kejutan, momen dramatis, dan, pada akhirnya, kemenangan bagi seorang legenda. Meskipun kisah Lionel Messi mendominasi berita utama, kemenangan Argentina tidak akan mungkin terjadi tanpa sosok di bawah mistar gawang: Emiliano "Dibu" Martínez.

Bagi seorang kiper, momen terbesar sering kali terjadi di akhir—penyelamatan di menit-menit akhir, aksi heroik dalam adu penalti. Martínez tidak hanya menghadapi momen-momen itu, tetapi juga mendefinisikannya. Dia bukan hanya seorang penghalau tembakan; dia adalah sosok yang tangguh, nyaris teatrikal, yang berhasil memengaruhi mental lawan.

Momen-momen Krusial

Perjalanan Martínez untuk menjadi kiper terbaik dunia dimulai jauh sebelum final, tetapi di babak gugurlah legendanya ditempa. Di perempat final yang menegangkan melawan Belanda, ia tampil luar biasa dalam adu penalti, melakukan dua penyelamatan krusial yang meloloskan Argentina. Ia adalah master permainan psikologis, menggunakan setiap trik yang dimilikinya untuk mengacaukan lawan.

Baca juga: Top Assist Piala Dunia 2022

Namun, momennya yang paling melegenda terjadi di final, di detik-detik akhir perpanjangan waktu. Dengan skor 3-3, Randal Kolo Muani dari Prancis berhadapan satu lawan satu dengan Martínez. Tembakan itu seolah-olah ditakdirkan untuk masuk ke gawang, sebuah momen yang bisa saja membuat Argentina kehilangan gelar. 

Namun, Martínez berdiri kokoh, menjatuhkan diri untuk melakukan penyelamatan luar biasa dengan kakinya. Itu adalah penyelamatan yang sangat monumental, yang telah diabadikan dalam sejarah sepak bola.

Raih Sarung Tangan Emas

Penyelamatan itu, bagaimanapun, hanyalah awal dari aksi terakhirnya. Dalam adu penalti di final tersebut, Martínez kembali menjadi pahlawan. Ia berhasil menepis satu tendangan dari Kingsley Coman dan menggunakan kehadirannya yang karismatik serta tingkah lakunya untuk memaksa Aurélien Tchouaméni gagal, mengamankan Piala Dunia untuk Argentina.

Baca juga: Squad Argentina Piala Dunia 2022

Performa gemilangnya sepanjang turnamen, yang ditandai dengan penyelamatan luar biasa, penguasaan kotak penalti yang dominan, dan rasa percaya diri yang tak tergoyahkan, membuatnya meraih penghargaan Sarung Tangan Emas sebagai kiper terbaik. 

Meskipun kiper top lain seperti Dominik Livaković dari Kroasia dan Yassine Bounou dari Maroko juga memiliki turnamen yang luar biasa, kombinasi keterampilan teknis dan perang psikologis Martínez-lah yang benar-benar membedakannya. Dia tidak hanya menyelamatkan gawang; dia menyelamatkan mimpi sebuah bangsa.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!