Jerman vs Jepang Piala Dunia 2022

Jika ada satu pertandingan yang merangkum keseluruhan kegagalan Tim Nasional Jerman di Piala Dunia FIFA 2022, itu adalah laga pembuka mereka melawan Jepang. Kekalahan mengejutkan 1-2 di Stadion Internasional Khalifa pada 23 November 2022, bukan hanya sekadar kehilangan tiga poin, melainkan suntikan fatal yang melumpuhkan mental dan momentum Die Mannschaft sejak hari pertama.
Laga ini, yang awalnya dipandang sebagai formalitas bagi raksasa Eropa, berubah menjadi pelajaran pahit tentang arogansi dan ketidakefisienan. Sebuah momen yang tak terhindarkan mengantar Jerman menuju jurang eliminasi fase grup yang memalukan untuk turnamen kedua secara berturut-turut.
Anatomi Kekalahan Pembuka
Jerman, di bawah asuhan Hansi Flick, menampilkan dominasi penguasaan bola yang mematikan di babak pertama—sebesar 74%. Mereka unggul melalui penalti Ilkay Gündoğan di menit ke-33. Namun, dominasi itu ternyata hanyalah ilusi. Die Mannschaft gagal membunuh permainan, menyia-nyiakan sederet peluang emas, dengan tembakan Gündoğan membentur tiang menjadi metafora sempurna untuk kemandulan mereka.
Baca juga: Pembagian Grup Piala Dunia 2022
Sebaliknya, Jepang, di bawah polesan taktis Hajime Moriyasu, menunggu dengan sabar. Di babak kedua, Samurai Biru melepaskan diri dari kungkungan. Pergantian pemain yang cerdik, memasukkan Ritsu Doan dan Takuma Asano, mengubah narasi secara instan.
Dalam rentang waktu delapan menit yang brutal, Jepang melakukan comeback yang akan dikenang:
Menit ke-75: Ritsu Doan menyambar bola muntah hasil tepisan Manuel Neuer.
Menit ke-83: Takuma Asano memanfaatkan umpan panjang, melepaskan tembakan kuat dari sudut sempit yang tak mampu dibendung Neuer.
Peluit panjang berbunyi, dan goncangan di Grup E tak terhindarkan. Kekalahan ini memberi Jerman nol poin dan moral yang hancur, sementara Jepang mendapatkan tiga poin monumental, meletakkan fondasi bagi petualangan historis mereka.
Implikasi Grup E: Kunci Kelolosan dan Kegagalan
Kekalahan dari Jepang adalah dosa awal yang tidak pernah bisa ditebus Jerman. Klasemen akhir Grup E menjadi saksi bisu betapa mahalnya kekalahan pembuka itu:
Posisi di Grup E
1. Jepang - 6 poin
2. Spanyol - 4 poin
3. Jerman - 4 poin
4. Kosta Rika - 3 poin
Baca juga: 4 Besar Piala Dunia 2022
Jepang Juara Grup E
Jepang melengkapi kisah sensasional mereka dengan kemenangan 2-1 lainnya atas Spanyol di pertandingan terakhir, lagi-lagi lewat comeback di babak kedua. Dengan total enam poin dari dua kemenangan heroik melawan raksasa dunia, Samurai Biru mengukuhkan diri sebagai Juara Grup E.
Keberhasilan ini didasarkan pada strategi pertahanan yang disiplin, transisi serangan balik yang mematikan, dan mentalitas baja yang menolak untuk menyerah, sebuah etos yang diperkenalkan sejak mereka menumbangkan Jerman.
Jerman: Di Ujung Tanduk Sejarah
Bagi Jerman, kegagalan ini adalah luka yang menganga. Meskipun mereka berhasil menahan imbang Spanyol 1-1 dan menang besar 4-2 atas Kosta Rika di laga terakhir, raihan empat poin ternyata tidak cukup.
Jerman tersingkir karena kalah selisih gol dari Spanyol (+1 berbanding +6) yang menempati posisi runner-up. Ironisnya, meski memimpin 4-2 atas Kosta Rika, namun nasib mereka sudah digantung pada hasil pertandingan lain.
Ini adalah kali kedua secara berturut-turut — setelah Piala Dunia 2018 di Rusia — Jerman, yang merupakan salah satu kekuatan sepak bola paling konsisten di dunia, harus tersingkir di babak penyisihan grup. Dari kejayaan Juara Dunia 2014, kini mereka terperosok dalam krisis identitas yang mendalam.
Kekalahan awal dari Jepang bukan hanya tentang taktik; itu adalah cermin dari kerapuhan mental dan kurangnya insting pembunuh di saat-saat krusial. Kegagalan di Doha akan dikenang sebagai awal dari kejatuhan yang tak terhindarkan.
Pertanyaannya sekarang, akankah era kegagalan beruntun ini menjadi titik terendah yang memicu reformasi total di tubuh Die Mannschaft, atau hanya awal dari kemerosotan yang lebih panjang?