Hampir tiga tahun lalu, tirai panggung sepak bola terakbar di dunia ditutup setelah serangkaian drama dan kejutan yang tak terlupakan. Piala Dunia FIFA 2022 di Qatar akan selalu dikenang sebagai turnamen di mana takdir ditepati, kebesaran tertanam, dan sejarah baru ditulis.

Empat tim berdiri di puncak piramida global: Argentina (Juara), Prancis (Runner-up), Kroasia (Peringkat Ketiga), dan Maroko (Peringkat Keempat). Masing-masing meninggalkan warisan yang unik, namun secara kolektif, mereka menyuguhkan sebuah narasi epik tentang persaingan, ketahanan, dan keajaiban.

1. Argentina: Penobatan Sang Maestro

Takdir selalu terasa menggantung di atas skuad Lionel Scaloni di Qatar, namun tidak ada yang bisa memprediksi final yang akan menjadi salah satu pertandingan olahraga terhebat sepanjang masa.

Baca juga: Squad Argentina Piala Dunia 2022

Bagi Argentina, turnamen ini adalah perjalanan yang sarat akan tebusan. Dimulai dengan kekalahan mengejutkan dari Arab Saudi, tim ini menunjukkan ketahanan mental yang luar biasa, didorong oleh tekad satu orang: Lionel Messi. Sang kapten, dalam upaya terakhirnya meraih trofi yang luput darinya, bermain dengan inspirasi yang murni.

Di final melawan Prancis, Messi mencetak dua gol (dan satu penalti dalam adu penalti) dalam hasil imbang yang mendebarkan 3-3. Kemenangan adu penalti yang akhirnya mengakhiri puasa gelar Piala Dunia Argentina selama 36 tahun bukan sekadar kemenangan; itu adalah penobatan. Setelah bertahun-tahun diperdebatkan, perdebatan tentang status GOAT (Greatest of All Time) bagi banyak orang telah usai. Momen ketika Messi mengangkat trofi, dikelilingi oleh lautan biru-putih, adalah puncak sinematik bagi karier terbesarnya.

2. Prancis: Kejeniusan Mbappe 

Prancis datang sebagai juara bertahan yang dilanda cedera, namun mereka melaju ke final dengan ketenangan dan efisiensi, sebagian besar berkat kekuatan ledakan dari Kylian Mbappé.

Meskipun Les Bleus akhirnya gagal mempertahankan gelar mereka—sebuah prestasi yang tidak tercapai sejak Brasil pada tahun 1962—performa mereka di Doha adalah bukti kedalaman dan mentalitas pemenang mereka. Mbappé memberikan penampilan individu yang tak tertandingi di laga puncak, menjadi pemain kedua dalam sejarah yang mencetak hat-trick di Final Piala Dunia. Gol-golnya yang beruntun di babak kedua adalah demonstrasi kekuatan, kecepatan, dan ketenangan yang brutal, mengubah kekalahan menjadi peluang.

Meski berakhir dengan patah hati, turnamen ini menegaskan bahwa Mbappé, yang memenangkan Golden Boot dengan delapan gol, telah sepenuhnya mengambil alih tongkat estafet sebagai penyerang paling menakutkan di planet ini.

Baca juga: Skuad Prancis Piala Dunia 2022

3. Kroasia: Generasi Emas

Untuk negara kecil dengan populasi yang relatif sedikit, pencapaian Kroasia di Piala Dunia modern sangat luar biasa. Setelah menjadi runner-up pada tahun 2018, mereka kembali mencapai semifinal di Qatar, akhirnya mengamankan medali perunggu setelah kemenangan 2-1 atas Maroko.

Turnamen ini adalah kisah klasik ketahanan. Dipimpin oleh keabadian Luka Modrić di lini tengah, tim asuhan Zlatko Dalić menguasai seni untuk membuat lawan frustrasi dan mengalahkan mereka melalui daya tahan. Mereka menyingkirkan favorit seperti Brasil melalui adu penalti yang heroik, menggarisbawahi keahlian mereka dalam duel thriller bertekanan tinggi.

Kroasia mungkin belum memenangkan gelar, tetapi finis di posisi ketiga mengokohkan status generasi emas mereka sebagai salah satu tim turnamen paling tangguh di era modern.

4. Maroko: Penulis Ulang Sejarah

Kisah Maroko adalah salah satu hal yang menentukan Piala Dunia 2022. Di bawah pelatih Walid Regragui, mereka menulis ulang buku rekor, menjadi tim Afrika dan Arab pertama yang mencapai babak semifinal Piala Dunia.

Didukung oleh pertahanan yang tak tertembus, yang dipimpin oleh kiper ikonik Yassine Bounou dan tembok di lini belakang Achraf Hakimi, Maroko mengalahkan raksasa Eropa satu per satu, menyingkirkan Belgia di babak grup, kemudian mengalahkan Spanyol dan Portugal di babak gugur.

Keberhasilan Maroko bukan hanya kemenangan sepak bola; itu adalah perayaan pan-Arab dan pan-Afrika. Perjalanan mereka menyatukan seluruh benua dan wilayah di belakang mereka, menciptakan gema yang jauh melampaui batas lapangan. Meskipun kekalahan mereka di semifinal dari Prancis dan di perebutan tempat ketiga dari Kroasia terasa pahit, Singa Atlas kembali ke rumah sebagai pahlawan dan pemecah rekor.

Baca juga: Pemain Maroko Piala Dunia 2022

Piala Dunia 2022 akan selamanya dikenang sebagai persimpangan takdir lama dan yang baru—dari kemenangan puncak Messi hingga terobosan bersejarah Maroko. Keempat negara ini tidak hanya bermain untuk meraih trofi; mereka bermain untuk meninggalkan warisan.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!