Siapa Tuan Rumah Piala Dunia 2034?

FIFA secara resmi menetapkan Arab Saudi sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA 2034, sebuah keputusan bersejarah yang menandai pertama kalinya turnamen terbesar sepak bola dunia digelar di kerajaan tersebut.
Penetapan ini diumumkan pada Kongres Luar Biasa FIFA Desember 2024, setelah Saudi menjadi satu-satunya kandidat yang mengajukan diri.
Bagi Arab Saudi, Piala Dunia 2034 adalah bagian dari Visi 2030, program ambisius yang bertujuan mengubah citra negara melalui modernisasi ekonomi dan promosi olahraga. Dengan status sebagai tuan rumah, Saudi bertekad menampilkan diri bukan hanya sebagai kekuatan baru sepak bola Asia, tetapi juga sebagai destinasi global untuk event olahraga megah.
Stadion Megah dan Kota Futuristik
Turnamen ini akan digelar di lima kota utama: Riyadh, Jeddah, Al Khobar, Abha, dan kawasan futuristik Neom. Total ada 15 stadion yang dipersiapkan, dengan 11 di antaranya merupakan proyek baru.
Stadion ikonik King Salman International Stadium di Riyadh berkapasitas sekitar 92 ribu penonton diproyeksikan menjadi lokasi partai pembuka sekaligus final.
Tak kalah menarik, Neom—kota masa depan yang tengah dibangun—akan menghadirkan stadion setinggi 350 meter di atas permukaan tanah. Infrastruktur transportasi seperti kereta cepat, metro, dan bandara internasional juga dipersiapkan untuk mendukung pergerakan jutaan fans yang diperkirakan hadir.
Baca juga: Berapa Kali Jerman Juara Piala Dunia?
Ambisi Global, Tantangan Nyata
Meski menjadi kesempatan emas untuk unjuk gigi, Saudi juga menghadapi sorotan tajam. Sejumlah organisasi HAM menyoroti isu hak pekerja migran, kebebasan berekspresi, serta perlindungan bagi komunitas LGBTQ. Larangan alkohol di stadion juga menimbulkan pertanyaan soal pengalaman fans internasional, meski pemerintah menegaskan para suporter akan tetap disambut dalam koridor budaya lokal.
Selain itu, pembangunan masif stadion dan infrastruktur menimbulkan kritik terkait dampak lingkungan, dengan potensi menjadikan turnamen ini sebagai salah satu yang paling intensif emisi karbon dalam sejarah. Saudi menjawab dengan komitmen menerapkan standar ramah lingkungan, mulai dari energi surya hingga sistem ventilasi alami di stadion.
Baca juga: Pemain Termuda di Piala Dunia
Momentum Besar bagi Asia
Penunjukan Arab Saudi melanjutkan tradisi Piala Dunia yang semakin merata secara geografis. Setelah Asia pertama kali menjadi tuan rumah lewat Jepang-Korea Selatan 2002 dan kemudian Qatar 2022, kini Asia Barat kembali mendapat panggung global.
Turnamen 2034 juga akan menjadi Piala Dunia pertama dengan 48 tim di satu negara, sebuah ujian logistik sekaligus kesempatan memperlihatkan kapasitas penyelenggaraan Saudi. Berbeda dengan edisi 2026 yang digelar di tiga negara, serta edisi 2030 di enam negara
Baca juga: Kenapa Piala Dunia Diadakan 4 Tahun Sekali?
Lebih dari Sekadar Sepak Bola
Bagi Arab Saudi, Piala Dunia 2034 bukan hanya soal sepak bola, melainkan simbol transformasi negara. Kerajaan berharap gelaran ini dapat memperkuat citra global, meningkatkan pariwisata, serta memperkuat posisinya sebagai pusat olahraga dunia. FIFA pun menyebut turnamen ini sebagai katalisator perubahan sosial dan ekonomi.
Apapun pro-kontranya, satu hal sudah pasti: pada tahun 2034, mata dunia akan tertuju pada Arab Saudi, di mana sepak bola dan politik global akan kembali bertemu dalam panggung yang sama.