Manchester United, Matheus Cunha, secara terbuka mengakui bahwa kebangkitan klub di bawah manajer baru Rúben Amorim telah menjadi faktor penentu yang mengukuhkan tempatnya di skuad Brasil asuhan Carlo Ancelotti menjelang Piala Dunia 2026.

Cunha, yang didatangkan dengan harga mahal dari Wolverhampton Wanderers pada musim panas, kini menjadi wajah dari proyek baru di Old Trafford. Ia berhasil mengalihkan fokus dari tekanan transfer ke performa lapangan yang konsisten, sebuah hal yang krusial di mata staf pelatih Seleção.

Dari Rasa Sakit Qatar ke Kunci Seleção

Cunha, yang mengakui menangis setelah namanya tidak dipanggil untuk skuad Piala Dunia 2022 di Qatar, kini melihat kisah itu sebagai titik balik.

"Setiap momen dalam hidup adalah kesempatan untuk bertumbuh," ujar Cunha dalam konferensi pers di London pada Selasa malam, tempat Brasil bersiap menghadapi Senegal dalam laga persahabatan. 

Baca juga: Ancelotti Desak Mental Baja Usai Kekalahan Historis Brasil dari Jepang

"Tidak terpilih untuk Qatar memang menyakitkan, tetapi itu mengajari saya untuk menghadapi kemunduran secara berbeda. Saya menjadi lebih dewasa. Frustrasi saat itu telah mendorong saya ke titik ini sekarang."

Pemain berusia 26 tahun ini telah menjadi bagian rutin dari empat pemanggilan skuad pertama di era Ancelotti, dan ia menegaskan bahwa konsistensi ini tidak terlepas dari performanya di level klub.

Faktor Amorim dan Fleksibilitas Cunha

Di bawah Rúben Amorim, yang mengambil alih kursi manajerial United sejak November, Setan Merah mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan, dengan mencatat lima pertandingan tak terkalahkan. 

Amorim telah menemukan peran ideal bagi Cunha—sebagai penyerang fleksibel yang mampu beroperasi sebagai hybrid gelandang serang sekaligus penyerang, sebuah peran yang memaksimalkan etos kerja dan kemampuan teknisnya.

Cunha melihat fleksibilitas posisi inilah yang disukai oleh Ancelotti, pelatih yang terkenal menghargai kecerdasan taktis.

"Mengetahui bahwa manajer memercayai saya untuk bermain di berbagai posisi adalah hal penting," jelas Cunha. "Ini memberikan saya tanggung jawab untuk menjadi penentu dan untuk selalu bekerja keras di mana pun ia menempatkan saya. Anda harus menunjukkan dan membuktikan bahwa Anda siap."

Faktanya, Ancelotti sebelumnya memuji etos kerja dan profil pemain Cunha, menempatkannya di antara sedikit penyerang yang memiliki keseimbangan antara kemampuan membawa bola dan daya jelajah yang tinggi, dibandingkan dengan target man murni.

Baca juga: Koeman Puji De Ligt dan Layak Kembali ke Timnas Belanda

United Harus di Puncak

Bagi Cunha, hubungan antara performa klub dan tim nasional sangatlah jelas.

"Manchester United adalah klub yang seharusnya selalu berada di puncak," tegasnya. "Saya bersyukur bermain di tim yang tampil baik dan bersaing. Untuk mendapatkan tempat di tim nasional, Anda harus secara konsisten menunjukkan kualitas Anda di level klub."

Kisah Matheus Cunha saat ini bukan hanya tentang pemulihan karir, tetapi juga cerminan dari kembalinya kepercayaan diri di Old Trafford. Kebangkitan tim di bawah Amorim telah memberinya panggung global yang ia butuhkan, mengubah comeback klub menjadi comeback pribadinya menuju Piala Dunia 2026.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!