Ancelotti Desak Mental Baja Usai Kekalahan Historis Brasil dari Jepang

Di tengah hiruk pikuk Tokyo, terjadi gempa di jagat sepak bola yang terasa hingga Rio de Janeiro. Brasil asuhan Carlo Ancelotti tersandung dalam kekalahan yang mengejutkan, takluk 3-2 dari Jepang dalam laga persahabatan pada Selasa (14/10) malam—sebuah hasil yang menandai kekalahan pertama Seleção dalam sejarah mereka dari raksasa Asia tersebut.
Bukan hanya hasil akhir yang membuat kepala pelatih veteran Italia itu gusar, melainkan cara kekalahan itu terjadi: Brasil, yang unggul 2-0 di babak pertama, mengalami keruntuhan mental di babak kedua yang memungkinkan Samurai Biru mencetak tiga gol dalam rentang 19 menit yang mematikan.
Keruntuhan Mental yang Mengkhawatirkan
Ancelotti tidak berusaha menyembunyikan kekecewaannya, secara tegas menunjuk pada isu psikologis di balik kegagalan timnya mengelola permainan.
"Tidak, tidak ada yang baik-baik saja. Ketika tim kalah, kami kecewa, itu wajar. Semua orang kecewa. Saya tidak suka kalah dan begitu juga para pemain. Kami harus belajar dari kekalahan ini," kata Ancelotti.
Baca juga: Comeback Sensasional, Jepang Kalahkan Brasil 3-2
Poin kritikalnya, menurut Don Carlo, adalah reaksi tim setelah kesalahan defensif pertama yang memicu gol Takumi Minamino di menit ke-52. "Sampai kesalahan [Fabrício] Bruno di gol pertama, permainan terkendali dengan baik. Setelah itu, mental tim runtuh. Itu adalah kesalahan terbesar dari tim," tegasnya.
"Saya rasa babak kedua secara keseluruhan tidak buruk, tapi kesalahan itu terlalu berdampak pada para pemain."
Ancelotti menekankan bahwa masalahnya bukan pada kualitas teknis individu para pemain, tetapi pada daya tahan kolektif mereka di bawah tekanan.
"Kesalahan individu tidak mempengaruhi keberadaan pemain di tim. Yang harus kami evaluasi adalah reaksi tim setelah kesalahan pertama, yang tidak bagus karena kami kehilangan sedikit keseimbangan di lapangan, pemikiran positif kami. Ini adalah pelajaran bagus untuk masa depan," ujarnya, mendesak skuadnya untuk segera mengembangkan ketangguhan mental yang lebih besar.
Peringatan dari Kapten Casemiro
Sentimen Ancelotti diamini oleh kapten tim, Casemiro, berang dengan performa seluruh tim pada babak kedua
Gelandang Manchester United itu memberikan peringatan keras, menempatkan kerugian tersebut dalam konteks ambisi Piala Dunia 2026. "Jika Anda tertidur selama 45 menit, itu bisa merenggut Piala Dunia, Copa América, medali Olimpiade, atau impian empat tahun Anda," kata Casemiro kepada media Brasil. "Hasil ini sama sekali tidak dapat diterima. Dengan Piala Dunia yang sudah dekat, kami harus memperhatikan setiap detail."
Baca juga: Rodrygo dan Estevão Menggila: Brasil Bantai Korea Selatan 5-0 di Seoul
Kekalahan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Brasil menggilas Korea Selatan 5-0, menunjukkan kurangnya konsistensi yang jelas dalam skuad Ancelotti, yang masih dalam tahap pengujian menjelang turnamen besar.
Hasil historis di Tokyo ini berfungsi sebagai pengingat yang menyakitkan bagi sang pelatih peraih lima gelar Liga Champions itu: di level tertinggi, keunggulan taktis dan teknis saja tidak cukup. Untuk menaklukkan dunia, Brasil harus lebih dulu menaklukkan kelemahan mentalnya sendiri. Ujian sesungguhnya bukan lagi tentang seberapa baik mereka bermain ketika memimpin, tetapi bagaimana mereka merespons ketika keadaan mulai memburuk.