Kritik Tajam Gattuso Soal Mentalitas Italia usai Kalah Memalukan dari Norwegia
Kekalahan telak 1-4 Italia dari Norwegia di San Siro pada laga penutup Grup I Kualifikasi Piala Dunia 2026 tidak hanya memupuskan harapan lolos otomatis, tetapi juga memicu krisis kepercayaan diri yang terang-terangan diungkapkan oleh pelatih Gennaro Gattuso.
Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, mantan gelandang AC Milan yang dikenal berapi-api itu tidak mengkritik kurangnya kebugaran atau kualitas teknik, melainkan rapuhnya mental timnya. Gattuso membuat pernyataan yang menohok, mengakui bahwa ia lebih rela timnya diajari main bola sepanjang 90 menit oleh Norwegia daripada melihat keruntuhan mental yang memalukan di babak kedua.
Penyesalan yang Menyakitkan
Italia sempat unggul 1-0 hingga satu jam pertandingan. Namun, setelah Antonio Nusa menyamakan kedudukan, Gli Azzurri kolaps total, kebobolan tiga gol lagi (dua dari Erling Haaland) dalam tempo singkat.
Gattuso menegaskan bahwa masalahnya bukan terletak pada kebugaran fisik, melainkan pada respons psikologis tim setelah menghadapi kesulitan.
Baca juga: Bencana di San Siro, Italia Takluk 4-1 Lawan Norwegia
"Jujur, saya lebih suka jika Norwegia mengajari kami pelajaran sepak bola dari awal hingga akhir," kata Gattuso. "Saya mungkin bisa menerimanya dengan lebih baik. Itulah penyesalan yang menyakitkan dari semua ini."
Bagi Gattuso, kekecewaan terbesarnya adalah hilangnya struktur dan disiplin tim secara kolektif di babak kedua.
"Bahkan saat bermain dari lini belakang, itu benar-benar berbeda. Kami berhenti melakukan pergerakan yang benar. Davide Frattesi tidak lagi bergerak melebar. Kami tidak boleh hancur dan dipermalukan seperti yang kami lakukan hari ini pada tanda-tanda kesulitan pertama," tegasnya.
Kerapuhan yang Mengkhawatirkan
Kekalahan ini memaksa Italia, yang gagal di dua edisi Piala Dunia sebelumnya, kembali melalui jalur play-off yang penuh tekanan pada Maret 2026. Gattuso secara terbuka mengakui betapa mengkhawatirkannya kerentanan mental ini.
"Ini mengkhawatirkan, saya akan menjadi munafik jika menyarankan sebaliknya. Sekarang kami tidak akan bertemu lagi selama tiga bulan, tidak butuh waktu lama untuk melihat bahwa kami diberi pelajaran hari ini." ujar Gattuso.
Pelatih berusia 47 tahun itu menyoroti bahwa timnya terlihat takut membuat kesalahan, yang menyebabkan mereka tidak bermain lepas dan total. Sikap ini berbanding terbalik dengan babak pertama, di mana Italia menunjukkan soliditas dan posisi yang tepat.
"Kami tidak boleh membatasi diri kami untuk melakukan hal minimal ketika keadaan mulai memburuk. Kami harus memiliki lebih banyak keyakinan pada kemampuan kami," desak sang pelatih.
Baca juga: Donnarumma Mengamuk usai Italia Dibantai Norwegia 4-1 di San Siro
Permintaan Maaf dan Seruan untuk Bangkit
Meskipun kritik pedas diarahkan pada mentalitas timnya, Gattuso juga mengambil tanggung jawab penuh atas hasil memalukan di hadapan pendukung San Siro dan meminta maaf kepada para tifosi.
"Kami meminta maaf kepada para penggemar dan mengambil tanggung jawab. Orang-orang mencintai tim ini, tetapi omongan saja tidak cukup lagi," ucapnya.
Kini, dengan waktu tiga bulan sebelum duel play-off yang menentukan, Italia harus menemukan kembali kekuatan mental yang pernah membawa mereka menjadi Juara Dunia 2006. Jika kerapuhan yang dikeluhkan Gattuso ini tidak diperbaiki, mimpi buruk absen di Piala Dunia ketiga berturut-turut bisa menjadi kenyataan yang menyakitkan.