Jalan Berliku Inggris Juara Piala Eropa, Wiegman: Turnamen Paling Kacau

Inggris sekali lagi menorehkan sejarah, mengamankan gelar Kejuaraan Eropa Wanita kedua secara berturut-turut setelah mengalahkan juara dunia Spanyol dalam adu penalti yang mendebarkan di final UEFA Women's Euro 2025 di St. Jakob-Park, Minggu (27/7).
Kemenangan ini menjadi puncak dari perjalanan yang oleh pelatih Sarina Wiegman disebut sebagai turnamen paling kacau yang pernah ia alami.
Drama Final Kalahkan Spanyol
Pertandingan final melawan Spanyol adalah cerminan sempurna dari perjalanan Inggris di turnamen ini: penuh ketegangan, drama, dan ketahanan yang luar biasa. Setelah bermain imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu, dengan gol Mariona Caldentey untuk Spanyol dibalas oleh Alessia Russo dari Inggris, nasib gelar harus ditentukan melalui adu penalti.
Di babak tos-tosan, kiper Inggris Hannah Hampton menjadi pahlawan dengan melakukan dua penyelamatan krusial, sementara Chloe Kelly, pencetak gol kemenangan di final Euro 2022, kembali tampil sebagai penentu dengan mengonversi tendangan penalti yang menentukan. Skor akhir adu penalti 3-1 untuk keunggulan Inggris.
Baca juga: Aitana Bonmati Sesali Kekalahan Spanyol di Adu Penalti Lawan Inggris
Kekacauan yang Membawa Gelar
Sarina Wiegman, yang kini telah memenangkan tiga gelar Euro berturut-turut sebagai pelatih (termasuk bersama Belanda pada 2017), tidak menyembunyikan perasaannya tentang turnamen ini.
"Turnamen ini benar-benar kacau, dari pertandingan pertama saja sudah kacau... ternyata kita memang suka kekacauan di sepak bola!" kata Wiegman.
"Luar biasa," tambah Wiegman. "Di kamp pelatihan, sesi latihan, semua yang ada di tim terasa sangat tenang.”
"Pertandingannya kacau, sangat ketat, dan kami tertinggal di banyak pertandingan. Kami kalah di pertandingan pertama, tetapi setelah itu semuanya terasa sangat tenang."
Jalan Berliku Inggris di Piala Eropa
Pernyataan Wiegman bukan tanpa alasan. Perjalanan Inggris di Euro 2025 memang jauh dari mulus.
Mereka memulai perjalanan dengan kekalahan 2-1 dari Prancis di fase grup. Namun, Lionesses menunjukkan mental baja dengan bangkit dan memenangkan pertandingan melawan Belanda dan Wales untuk lolos dari grup neraka.
Di babak gugur, mereka harus berjuang keras. Di perempat final, mereka bangkit dari ketertinggalan dua gol untuk mengalahkan Swedia melalui adu penalti.
Di semifinal, mereka kembali tertinggal sebelum Michelle Agyemang mencetak gol penyeimbang di menit-menit akhir dan Chloe Kelly mencetak gol kemenangan di perpanjangan waktu melawan Italia.
Sepanjang fase gugur, Inggris hanya unggul selama kurang dari lima menit, menunjukkan kemampuan mereka untuk membalikkan keadaan di saat-saat kritis.