Gattuso Marah Besar: Bela Italia dari Cemoohan Meski Menang Lawan Moldova
Pelatih kepala Italia, Gennaro Gattuso, meluapkan amarahnya dalam konferensi pers pasca-pertandingan, membela penampilan timnya dalam kemenangan 2-0 yang sulit melawan Moldova. Ia secara terbuka mengecam sekelompok kecil suporter yang melontarkan cemoohan yang menghina kepada para pemain saat pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Chisinau masih tanpa gol.
Meskipun sundulan telat dari Gianluca Mancini (88') dan wonderkid Francesco Pio Esposito (90+2') akhirnya mengamankan tiga poin, kemenangan itu hanya menegaskan nasib Italia yang hampir pasti harus melalui jalur playoff setelah Norwegia meraih kemenangan besar atas Estonia di pertandingan Grup I lainnya.
Pembelaan Keras atas Dominasi Tim
Saat ditanya oleh reporter RAI Sport apakah performa Azzurri tidak optimal, Gattuso langsung memberikan pembelaan keras.
"Apa maksud Anda ini bukan performa terbaik Italia? Saya melihat anak-anak mendominasi pertandingan, Moldova tidak pernah melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran," tegas Gattuso.
Baca juga: Italia Raih Kemenangan Krusial 2-0 Lawan Moldova
Manajer yang dikenal dengan semangat juangnya itu menepis anggapan bahwa Italia seharusnya menang dengan margin besar, menunjuk pada hasil Norwegia yang sebelumnya menang 11-1 atas Moldova, untuk menekankan bahwa ekspektasi harus realistis.
"Jika Anda mengharapkan skor 11-1 seperti yang diraih Moldova melawan Norwegia, itu bukan masalah saya. Tidak ada pertandingan yang mudah,” tambahnya.
Momen paling emosional bagi Gattuso adalah ketika ia membahas suara sumbang yang terdengar dari segelintir suporter Italia yang melakukan perjalanan ke Chisinau, terutama ketika skor masih 0-0 di babak kedua. Cemoohan itu, yang dilaporkan berisi seruan agar para pemain bekerja di lapangan memicu kemarahan sang manajer.
“Saya merasa tidak enak dengan apa yang saya dengar dari penonton hari ini, nyanyian yang menyuruh kami untuk segera bekerja.”
“Inilah saatnya kita harus tetap bersatu, tim sedang melakukan apa yang perlu mereka lakukan. Ketika saya jauh dari rumah dan mendengar sekitar 500 penggemar menghina para pemain, saya tidak terima hal itu.”
Gattuso menyoroti bahwa rotasi besar yang ia lakukan, termasuk memasukkan Francesco Pio Esposito dan Mateo Retegui yang menjadi kunci kemenangan, membuat pertandingan sulit untuk menemukan konsentrasi penuh, namun para pemain tetap berhasil mengamankan kemenangan keenam beruntun mereka di babak kualifikasi, sebuah rekor untuk Italia.
"Tidak apa-apa, memasukkan 11 pemain baru sejak awal memang sulit. Saya merasa kami bahkan bisa kalah hari ini dengan begitu banyak perubahan, tetapi saya salut untuk mereka, mereka bermain lebih baik dari yang saya harapkan," tegas Gattuso.
Baca juga: Gattuso Puji Dimarco, Siap Eksperimen Saat Italia Lawan Moldova
Kritik Sistem Kualifikasi
Di akhir wawancara, Gattuso juga menyuarakan kritiknya terhadap format Kualifikasi Piala Dunia yang memperumit jalur Italia meskipun mereka memiliki 18 poin dari enam kemenangan.
"Dulu, tim teratas di setiap grup akan lolos, ditambah runner-up terbaik. Kami sudah punya 18 poin, memenangkan enam pertandingan, dan masih harus menjalani dua pertandingan lagi untuk lolos. Rasanya kurang tepat," ujarnya, menyiratkan ketidakadilan karena Norwegia, yang menang di semua pertandingan mereka, kini memiliki keunggulan selisih gol yang mustahil dikejar (+29 berbanding +12).
Italia sekarang akan menjamu Norwegia di San Siro pada hari Minggu dalam pertandingan final Grup I, di mana Azzurri akan berjuang untuk kehormatan sebelum hampir pasti mempersiapkan diri untuk drama playoff yang akan datang pada Maret 2026.