Claudio Ranieri memberikan respons santai usai kemenangan Roma atas Empoli 1-0, meski laga nyaris berakhir dengan dramatis. 

Ia bercanda bahwa di usianya yang tak muda lagi, ia tidak bisa terus-terusan dibuat panik hingga detik terakhir.

Namun, di balik candaannya, Ranieri juga mengungkapkan momen yang menurutnya menjadi titik balik musim Roma—yaitu saat mereka bermain imbang melawan Tottenham.

Roma Nyaris Kecolongan di Menit Terakhir

Pertandingan di Stadio Castellani langsung dimulai dengan luar biasa oleh Matias Soulé, yang mencetak gol hanya dalam 22 detik, menjadikannya gol tercepat Roma dalam sejarah Serie A.

Namun, meski sempat memiliki beberapa peluang emas lewat Manu Kone, Eldor Shomurodov, dan Lorenzo Pellegrini, Roma gagal menambah gol. 

Situasi ini hampir berakibat fatal ketika Christian Kouame nyaris menyamakan kedudukan di detik terakhir.

"Saya bukan anak muda lagi, jangan bikin saya tegang sampai detik terakhir!" ujar Ranieri sambil bercanda di Sky Sport Italia.

Rotasi Besar-Besaran, Tapi Roma Tetap Solid

Ranieri membuat sembilan perubahan dalam starting XI, hanya beberapa hari setelah kemenangan 2-1 melawan Athletic Club di Liga Europa. Namun, ia tetap percaya dengan skuad yang ia turunkan.

"Kami harus mengunci kemenangan lebih cepat. Di laga seperti ini, jika tidak mencetak gol tambahan, risikonya besar. Kami datang dengan kerendahan hati karena paruh kedua musim ini sangat berat, apalagi dengan jadwal Eropa," jelasnya.

"Saya memilih pemain-pemain yang lapar dan segar, siap bermain. Sekarang kami bisa fokus ke laga melawan Athletic Club."

Shomurodov: Dari Pahlawan ke Penyia-nyia Peluang

Salah satu momen paling mencolok di laga ini adalah Eldor Shomurodov, yang sebelumnya menjadi pahlawan dengan gol telat melawan Athletic Club, justru gagal mencetak gol dari jarak dekat. Ia malah menendang bola ke mistar gawang setelah mendapat umpan matang dari Pellegrini.

Namun, Ranieri tetap memberikan dukungan.

"Shomurodov itu anak baik, tapi dia bukan striker murni. Dia sangat kecewa, tapi yang penting dia selalu berada di posisi yang tepat," ujar sang pelatih.

Roma Berubah Total, Apa Rahasianya?

Sejak kedatangan Ranieri, Roma menang 9 dari 12 pertandingan terakhirnya, hanya kalah di Coppa Italia melawan Milan. Perubahan ini benar-benar drastis dibandingkan performa mereka sebelumnya.

Menurut Ranieri, titik balik utama adalah hasil imbang melawan Tottenham.

"Hasil itu sangat penting. Tim ini sebenarnya sudah punya kualitas, tapi mereka kehilangan kepercayaan diri. Kami butuh momen seperti itu untuk bangkit," katanya.

Ia mengakui bahwa progres tim melebihi ekspektasinya.

"Saya memang berharap kami bisa bangkit, tapi tidak secepat ini. Saya tipe orang yang kalau sudah mulai bekerja, pakai helm dan siap bertarung. Para pemain juga harus punya mentalitas seperti itu."

Roma Siap Bertarung Sampai Akhir

Kini, Roma masih dalam jalur yang positif, baik di Serie A maupun Eropa. Ranieri menutup wawancara dengan analogi balap kuda yang menarik.

"Dalam balapan, kuda dinilai dari performanya di garis akhir. Saya ingin melihat sejauh mana anak-anak ini bisa melaju," tutupnya.

Roma sudah menunjukkan kebangkitan besar, tapi mampukah mereka mempertahankan momentum hingga akhir musim?

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official YukSports DISINI!

Selain itu, kalo kamu lagi cari tiket untuk pertandingan bola, konser, atau yang lainnya, kamu bisa beli di Yuk Tiket supaya transaksi kamu jadi lebih mudah!