Real Betis harus menelan kekalahan pahit 1-4 dari Chelsea dalam final UEFA Conference League yang berlangsung pada Kamis (29/5). 

Padahal, tim asal Spanyol tersebut sempat unggul 1-0 di babak pertama berkat dominasi permainan yang solid. Namun, penurunan intensitas permainan di babak kedua membuat mereka kehilangan kendali atas pertandingan.

Chelsea Bungkam Betis 4-1

Real Betis mengawali pertandingan dengan gemilang, memimpin pada menit ke-9 saat Abde Ezzalzouli memanfaatkan umpan akurat dari Isco untuk melepaskan tembakan melewati kiper Chelsea, Filip Jorgensen. 

Tim Spanyol itu mempertahankan keunggulan mereka hingga turun minum, menunjukkan ketenangan dan disiplin taktis.

Namun, Chelsea bangkit setelah jeda. Penyesuaian taktis manajer Enzo Maresca, termasuk memasukkan Reece James, mengubah momentum. 

Pada menit ke-65, Cole Palmer memberikan umpan silang akurat kepada Enzo Fernandez yang menyundul bola untuk menyamakan kedudukan. Hanya lima menit kemudian, Palmer memberikan assist lagi, kali ini untuk Nicolas Jackson yang membawa Chelsea unggul.

The Blues terus mendominasi, dengan pemain pengganti Jadon Sancho dan Moisés Caicedo masing-masing menambah gol pada menit ke-83 dan ke-91, memastikan kemenangan telak.

Betis Kendurkan Serangan di Babak Kedua

Kapten tim, Isco, yang tampil impresif di paruh pertama, mengakui bahwa timnya terlalu bertahan setelah unggul. 

"Saya pikir kami sedikit berlindung di papan skor. Kami bermain terlalu dalam. Mereka adalah tim yang sangat berkualitas, sangat kuat," kata Isco, pemenang Liga Champions lima kali bersama Real Madrid yang tampil luar biasa dalam 45 menit pertama tetapi seperti rekan setimnya yang lain tampak lesu setelah jeda.

"Ini kekalahan yang sangat berat setelah apa yang kami lakukan di babak pertama. Sepak bola tidak kenal ampun.”

"Kami bermain bagus di babak pertama, tetapi mereka hampir tidak punya peluang. Kami bermain ketat dan kami tidak tahu bagaimana memanfaatkan skor, sesuatu yang telah menghukum kami sepanjang musim. Di final Eropa, kesalahan sangat menghukum.”

Baca juga: Juara Conference League, James: Ini Trofi yang Harus Chelsea Menangkan

Tak Mampu Pertahankan Ritme Permainan

Pelatih Manuel Pellegrini juga menyayangkan penurunan performa timnya dan tak mampu mempertahankan ritme permainan.

"Kami tidak dapat mempertahankan ritme yang kami harapkan. Lawan yang tangguh. Kekalahan telak di akhir pertandingan menurut saya tidak mencerminkan perbedaan antara kedua tim," tambah Pellegrini.

"Kita tidak boleh lupa bahwa kita menghadapi Chelsea. Saya kecewa karena kita mengungguli mereka di babak pertama, tetapi kemudian kehilangannya di babak kedua.”

Meskipun gagal meraih trofi, Betis menutup musim dengan finis di peringkat keenam LaLiga, yang memastikan mereka tampil di Europa League musim depan. Bek Aitor Rubial menyatakan keyakinannya bahwa tim akan bangkit dan belajar dari pengalaman ini. 

Kekalahan ini menjadi pelajaran berharga bagi Real Betis dalam perjalanan mereka di kompetisi Eropa, menekankan pentingnya konsistensi dan fokus sepanjang pertandingan.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!