Spurs Juara Europa League usai Bungkam Man United 1-0

Tottenham Hotspur meraih trofi utama pertama mereka dalam 17 tahun dengan mengalahkan Manchester United 1–0 di final Liga Europa, yang diadakan di San Mamés Barria di Bilbao, Kamis (22/5) dini hari WIB.
Momen penentu terjadi pada menit ke-42 ketika tendangan jarak dekat Brennan Johnson membentur Luke Shaw dan masuk ke gawang, menandai gelar Eropa pertama Spurs sejak 1984.
Spurs Bungkam Manchester United
Dalam pertandingan yang dicirikan oleh disiplin taktis dan peluang bersih yang terbatas, kedua tim berjuang untuk menegaskan dominasi.
Manchester United menguasai bola tetapi gagal mengubahnya menjadi peluang yang berarti. Tottenham, meski hanya menguasai bola 27% sepanjang pertandingan, tetap bertahan dengan kokoh dan memanfaatkan momen krusial di akhir babak pertama.
Gol terjadi saat Pape Sarr mengirim umpan silang ke kotak penalti. Brennan Johnson dan Luke Shaw menghalau bola, yang memantul dari lengan Shaw dan masuk ke gawang. Johnson dinobatkan sebagai pencetak gol, membuat pendukung Spurs bersorak kegirangan.
Manchester United meningkatkan serangan mereka di babak kedua, berupaya menyamakan kedudukan.
Namun, pertahanan Tottenham, yang dipimpin oleh Cristian Romero dan Micky van de Ven, tetap kokoh. Penjaga gawang Guglielmo Vicario melakukan penyelamatan krusial, termasuk sundulan Shaw di masa tambahan waktu, untuk mempertahankan keunggulan. Sementara Van de Ven menyapu bola di garis gawang dari sundulan Rasmus Hojlund
Baca juga: Son Siap Pimpin Spurs di Final Europa League
Jadi Penyelamat Musim Buruk Spurs
Ange Postecoglou, di musim keduanya bersama Tottenham, mempersembahkan trofi utama pertama bagi klub tersebut sejak 2008.
Meskipun menjalani musim domestik yang penuh tantangan, dengan finis di peringkat ke-17 di Liga Premier, ketajaman taktis Postecoglou di kompetisi Eropa terbukti menentukan. Ia menekankan potensi transformatif dari kemenangan ini untuk masa depan klub.
Kemenangan ini memastikan Spurs lolos ke Liga Champions UEFA 2025–26 dan memberi mereka tempat di Piala Super UEFA melawan pemenang Liga Champions.
Di bawah manajer Rúben Amorim, United mengakhiri musim tanpa lolos ke Eropa, menandai akhir yang mengecewakan bagi kampanye mereka.