Tim nasional Amerika Serikat memang harus menelan kekalahan pahit 2-1 dari rival abadi mereka, Meksiko, di final CONCACAF Gold Cup pada. Namun, di balik kekecewaan itu, pelatih kepala AS, Mauricio Pochettino, menegaskan bahwa timnya akan memetik pelajaran berharga dari turnamen ini sebagai bekal penting dalam persiapan menuju Piala Dunia 2026.

Meskipun gagal mengangkat trofi di kandang sendiri, Pochettino memilih untuk melihat sisi positif dari perjalanan timnya di kompetisi regional yang penuh tantangan ini.

Kekalahan yang Mengandung Pelajaran

Final di NRG Stadium adalah pertarungan sengit yang menunjukkan kualitas dan semangat juang kedua tim. AS, yang tampil dengan skuat relatif muda dan minim pengalaman di beberapa posisi, berhasil memberikan perlawanan yang gigih kepada Meksiko. Meskipun mereka unggul lebih dulu melalui Chris Richards, gol balasan dari Raúl Jiménez dan Edson Álvarez akhirnya memupus harapan mereka.

Pochettino menekankan bahwa turnamen ini, meskipun berakhir dengan kekalahan, telah memberikan pengalaman yang tak ternilai bagi para pemainnya, terutama mereka yang masih muda dan belum banyak merasakan atmosfer pertandingan besar.

"Ketika Anda kehilangan trofi atau kalah dalam pertandingan, itu benar-benar sangat menyakitkan. Namun, yang terpenting adalah tetap bersemangat karena menurut saya turnamen itu fantastis dan kami terus maju, itulah cara kami ingin membangun perjalanan kami menuju Piala Dunia,” kata Pochettino.

Baca juga: CONCACAF Gold Cup 2025: Meksiko Kalahkan AS 2-1 di Partai Final

Fondasi Menuju Piala Dunia 2026

Bagi Amerika Serikat, CONCACAF Gold Cup 2025 adalah langkah penting dalam membangun tim yang siap bersaing di Piala Dunia 2026, di mana mereka akan menjadi salah satu tuan rumah. Pochettino melihat turnamen ini sebagai kesempatan untuk menguji kedalaman skuat, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan memperkuat chemistry tim.

"Itu adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kami. Itu adalah turnamen yang luar biasa untuk diwujudkan dengan cara yang kami inginkan untuk berkembang," tambah pelatih Tottenham Hotspur dan Paris Saint-Germain ini.

"Ini adalah cara yang menurut saya akan kami gunakan untuk menemukan cara untuk bersaing lebih baik dan lebih baik lagi, dan menjadi sangat kompetitif dan berada di tempat yang kami inginkan.”

Pelatih asal Argentina itu juga memuji semangat juang dan dedikasi yang ditunjukkan oleh para pemainnya sepanjang turnamen. Meskipun mereka mungkin belum mencapai puncak performa, Pochettino optimistis bahwa dengan kerja keras dan pembelajaran yang berkelanjutan, AS akan menjadi kekuatan yang lebih tangguh di Piala Dunia mendatang.

Kini, fokus Pochettino dan timnya akan beralih ke persiapan jangka panjang untuk Piala Dunia 2026. Kekalahan di final Piala Emas mungkin terasa pahit, tetapi bagi AS, itu adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar menuju ambisi mereka di panggung sepak bola dunia.

Buat kamu yang gak mau ketinggalan berita-berita menarik serta trivia unik seputar olahraga dari mulai sepak bola, basket, hingga MotoGP, yuk gabung channel Whatsapp official Yuk Sports DI SINI!