Modric Ungkap Mimpi Bela Milan, Ikuti Jejak Zlatan, dan Ambisi Musim Depan

Kedatangan Luka Modric ke AC Milan telah mengguncang dunia sepak bola, bukan hanya karena transfer seorang peraih Ballon d'Or ke Serie A, tetapi juga karena pernyataan ambisius yang ia sampaikan pada konferensi pers perdananya.
Gelandang veteran Kroasia ini mengungkapkan bahwa kepindahannya ke San Siro adalah mimpinya sejak kecil, terinspirasi oleh idolanya, Zvonimir Boban, dan ia bertekad untuk mengikuti jejak Zlatan Ibrahimovic dalam membawa Rossoneri kembali ke puncak.
Cinta Sejak Kecil dan Jejak Boban
Modric, yang akan berusia 40 tahun bulan depan, tak segan-segan mengungkapkan kecintaannya pada AC Milan sejak dini. "Saya tumbuh besar dengan menonton sepak bola Italia, dan Milan selalu menjadi tim favorit saya di Italia, terutama karena mereka memiliki idola saya, Boban," ungkap Modric.
Koneksi emosional ini bukan sekadar retorika. Modric mengaku sering berbicara dengan Boban tentang Milan setiap kali mereka bertemu. Hal ini menunjukkan betapa dalam ikatan Modric dengan klub yang kini ia bela.
“Saya selalu bercerita tentang Milan kepada Boban setiap kali kami bertemu. Saya melihat Zlatan Ibrahimovic, sementara Carlo Ancelotti juga memuji Milan. Saya selalu memiliki kesan yang sangat positif terhadap klub dan para penggemarnya. Sambutan yang saya terima sungguh luar biasa,” lanjutnya.
Baca juga: Rayakan Kepindahan Modric ke Milan, Rakitic Justru Singgung Juventus
Mengikuti Jejak Ibrahimovic
Salah satu pernyataan paling menarik dari Modric adalah harapannya untuk meniru kesuksesan Zlatan Ibrahimovic di Milan. Ibrahimovic, yang kini menjabat sebagai penasihat senior klub, berhasil membawa Milan meraih Scudetto di usia 40 tahun.
"Tentu saja, saya tahu tentang tujuh kemenangan Milan di Liga Champions, tim tersukses di Eropa setelah Real Madrid. Saya berharap hal serupa bisa terjadi seperti ketika Ibrahimovic kembali; saya akan sangat senang,” sambungnya.
Modric datang dengan segudang pengalaman, termasuk enam gelar Liga Champions dan satu Ballon d'Or selama 13 tahun di Real Madrid. Ia diharapkan dapat menjadi mentor bagi para pemain muda dan menyuntikkan mentalitas juara ke dalam skuad.
Ambisi Liga Champions: Bukan Sekadar Lolos
Meskipun Milan finis di posisi kedelapan Serie A musim lalu dan gagal lolos ke kompetisi Eropa, Modric menegaskan bahwa klub sebesar Milan tidak boleh berpuas diri hanya dengan lolos ke Liga Champions.
“Saya mengatakan ini karena kita semua mengingat Milan sebagai salah satu tim terbaik di dunia. Kita tidak bisa puas dengan musim yang medioker atau lolos ke Liga Champions. Mengenai visi saya untuk Milan, kita juga perlu rendah hati: kita perlu bekerja keras untuk membawa tim kembali ke level tertinggi,” tegas Modric.
“Saya sangat kompetitif; saya ingin membawa ini ke tim. Target minimumnya adalah lolos ke Liga Champions, tetapi Milan harus berjuang untuk memenangkan trofi: itulah tujuan saya, dan itu seharusnya sama untuk semua orang yang bekerja di Milan. Namun, kita harus tetap rendah hati dan memiliki tim yang solid.”
Pernyataan ini menggarisbawahi ambisi besar Modric untuk membawa Milan kembali ke level tertinggi sepak bola Eropa, bersaing untuk gelar-gelar bergengsi, bukan hanya sekadar partisipasi. Ia melihat kualitas dalam skuad Milan saat ini, merujuk pada kemenangan mereka atas Real Madrid di Bernabeu musim lalu sebagai bukti potensi yang ada.
Dengan tekad yang membara dan pengalaman yang tak tertandingi, Luka Modric siap menghadapi tantangan baru di AC Milan. Para penggemar Rossoneri kini menantikan bagaimana sang maestro akan memimpin tim mereka kembali ke jalur kejayaan.