Mbappe Sebut Masalah Kesehatan Mental Masih Tabu Dalam Sepak Bola

Di balik kilau status superstar dan kontrak bernilai miliaran, atlet profesional hidup dengan tekanan yang tak terbayangkan. Dari harapan publik, tuntutan media, hingga kritik pedas, semuanya menciptakan beban mental yang sering kali tersembunyi.
Kapten tim nasional Prancis, Kylian Mbappe, baru-baru ini angkat bicara mengenai topik ini. Ia menegaskan bahwa atlet top masih enggan berbicara terbuka tentang kesehatan mental karena takut dihakimi.
Mbappe Buka Suara Soal Tekanan Jadi Pesepak Bola
Pernyataan ini muncul dalam sebuah wawancara bersama L’Equipe, di mana Mbappe, yang dikenal dengan ketajamannya di lapangan, menunjukkan sisi kemanusiaannya yang rentan, serta para atlet top dunia yang tidak menunjukkan sisi lainnya.
"Kompleksitasnya adalah orang-orang berjuang melawannya. Anda tidak seharusnya menunjukkannya," kata bintang Real Madrid tersebut, ketika ditanya tentang pebalap sepeda seperti juara Tour de France empat kali Tadej Pogacar yang mengakui momen-momen sulit selama kompetisi.
Baca juga: Verratti Yakin Mbappé Akan Raih Ballon d'Or
"Jika dia mengatakannya di awal, dia pasti akan hancur. Tapi ketika menang, Anda hampir tak tersentuh. Jika Anda kalah dalam pertandingan dan mengatakan Anda lelah, orang-orang mengatakan itu karena Anda bermain buruk. Bahkan jika Anda merasa seperti itu sebelumnya."
Masalah ini bukan hanya terjadi di sepak bola, tetapi juga di seluruh cabang olahraga. Para atlet sering kali menutupi penderitaan mereka dengan senyum palsu dan pernyataan klise. Mereka takut kehilangan sponsor, tempat di tim utama, atau bahkan penggemar, jika mereka menunjukkan sisi rentan mereka. Stigma ini menciptakan siklus berbahaya di mana masalah mental terus memburuk karena tidak pernah diakui atau ditangani.
Jada Standar Sebagai Pesepak Bola
Mbappe, yang sudah meraih segudang gelar juara baik bersama klub dan tim nasional, terus menjaga standarnya tetap tinggi mengikuti tuntutan sebagai pesepak bola top dunia.
"Saya tidak pernah mau menerima kegagalan, jadi saya tidak keberatan jika orang-orang mencela saya karenanya. Saya sangat keras pada diri sendiri, lebih keras daripada kebanyakan orang, jadi saya merasa tenang dengan itu," ujarnya.
Baca juga: Lanjutkan Warisan Legenda, Mbappe Kenakan Jersey Nomor 10 Real Madrid
Selain itu, juga terdapat ekspektasi serta emosi yang terdapat dalam dirinya. "Di rumah, saya bisa mengatakannya. Atau ketika konteksnya tepat. Jika saya memenangkan Piala Dunia, Anda datang tiga hari kemudian dan bertanya kepada saya, saya bisa mengatakannya. Tapi setelah kalah? Orang-orang tidak akan menerimanya," katanya.
"Sejujurnya, jika saya tidak memiliki gairah ini, sepak bola pasti sudah membuat saya jijik sejak lama."
Pernyataan Mbappe adalah sebuah pengingat penting bagi semua orang—penggemar, media, hingga sesama atlet—bahwa kesehatan mental adalah hal yang serius. Ini bukan kelemahan, melainkan bagian dari perjuangan manusia yang bisa dialami oleh siapa saja, terlepas dari status atau kekayaan mereka.