Klopp Kecam Format Baru Piala Dunia Antarklub Sebagai yang Terburuk

Jurgen Klopp, mantan manajer Liverpool, tidak menahan diri dalam mengkritik format baru Piala Dunia Antarklub 2025 yang diperluas.
Klopp menyebut turnamen tersebut sebagai "ide terburuk yang pernah diterapkan dalam sepak bola."
Kritik Tajam dari Mantan Bos Liverpool
Kecaman keras dari salah satu sosok pelatih paling berpengaruh dalam satu dekade terakhir ini menambah panjang daftar suara yang menyoroti dampak negatif dari kalender sepak bola yang semakin padat.
Klopp, yang dikenal vokal dalam menyuarakan keprihatinan tentang kesejahteraan pemain, kembali menegaskan posisinya.
"Kompetisi ini tidak ada gunanya. Siapa pun yang menang akan menjadi pemenang terburuk sepanjang masa karena mereka akan bermain sepanjang musim panas dan kemudian langsung kembali ke liga," kata Klopp.
"Ada orang-orang yang tidak pernah terlibat dalam bisnis sepak bola sehari-hari dan sekarang muncul dengan ide-ide."
Baca juga: Wenger Janjikan Kualitas Lapangan Lebih Baik di Piala Dunia 2026
Terlalu Banyak Pertandingan
Klopp telah lama menjadi advokat bagi perlindungan pemain dari jadwal yang terlalu padat. Baginya, penambahan turnamen seperti Piala Dunia Antarklub yang diperluas, yang membutuhkan waktu dan tenaga ekstra dari para pemain, hanya akan memperparah masalah kelelahan, cedera, dan kualitas pertandingan yang menurun.
Ia berpendapat bahwa ini lebih tentang keuntungan finansial daripada kesejahteraan atlet atau esensi olahraga itu sendiri.
"Terlalu banyak pertandingan. Saya khawatir musim depan kita akan melihat cedera yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jika tidak, cedera akan terjadi selama atau setelah Piala Dunia Antarklub," tambah pelatih asal Jerman itu.
"Tidak ada pemulihan yang nyata bagi mereka yang terlibat, baik secara fisik maupun mental."
Dilema Kalender Sepak Bola Global
Kritik Klopp ini merefleksikan perdebatan yang lebih luas dalam dunia sepak bola mengenai bagaimana menyeimbangkan ambisi komersial dengan tuntutan fisik dan mental yang dihadapi para pemain. Banyak pihak sepakat bahwa jadwal pertandingan, baik di level domestik maupun internasional, telah mencapai titik jenuh.
Meskipun FIFA berargumen bahwa format baru ini akan memberikan kesempatan lebih banyak bagi klub-klub dari berbagai benua untuk bersaing di panggung global dan meningkatkan daya tarik finansial, para kritikus seperti Klopp melihatnya sebagai beban yang tidak perlu.
Dengan Juergen Klopp yang kini berada di luar hiruk-pikuk manajemen klub sehari-hari, suaranya sebagai pengamat independen mungkin akan memiliki bobot yang lebih besar dalam diskusi-diskusi masa depan mengenai arah sepak bola global. Kecamannya terhadap Piala Dunia Antarklub yang diperluas berfungsi sebagai pengingat keras akan kebutuhan untuk memprioritaskan kesehatan dan keberlanjutan olahraga di atas segalanya.